Baubau (ANTARA) - Empat orang warga Nunukan (Kaltara) yang dikabarkan positif Covid-19 menumpangi KM Lambelu dalam perjalanan ke daerah asalnya tidak singgah di Baubau, jelas Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 yang juga Sekda Kota Baubau, Sultra, Roni Muhtar, dalam rilis, Minggu.
"Saya ulangi lagi, tidak menyinggahi pelabuhan Murhum Kota Baubau. Mereka tiba di Nunukan tanggal 28 Maret dan dilakukan rapid test disana. Sehingga proses inkubasi Covid itu tidak bersinggungan dengan apa yang ada di Baubau," katanya.
"Ini mohon dipahami masyarakat atas informasi yang hari ini beredar," sambungnya.
Sebelumnya beredar informasi di media sosial tentang akan adanya kedatangan empat penumpang dari Nunukan yang telah dinyatakan positif Corona berlabuh di pelabuhan Murhum, Kota Baubau menggunakan KM Lambelu milik PT Pelni.
Atas informasi itu, tim Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Kota Baubau langsung menyikapi dan bergerak cepat melakukan kroscek data. Dari data yang ada, perjalanan empat penumpang tersebut tak bersinggungan dengan pelabuhan Murhum daerah itu.
Sementara, Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Capt Akhmad Sadikin menambahkan, KM Lambelu berangkat dari Makassar pada 25 Maret dengan rute perjalanan dari Makassar-Parepare-Pantoloan (Donggala)-Tarakan dan berakhir di Nunukan pada 28 Maret.
Setelah seluruh penumpang turun di pelabuhan Nunukan, kapal melanjutkan berlayar menuju Tarakan-Pantoloan(Donggala)-Pare-pare-Makassar dan kembali ke Nunukan.
"Kapal tiba di Nunukan lagi pada 2 April. Kapal dijadwalkan berangkat lagi pada 3 April ke rute yang pertama karena dia berputar ke arah utara dan dijadwalkan tiba di Baubau tanggal 6 April. Jadi tidak ada kaitannya dengan penumpang yang sudah dinyatakan positif tadi," katanya.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau, R Pradigdo menegaskan bila KM Lambelu dari Nunukan berangkat pada 3 April, bukan tanggal 28 Maret menuju Baubau.
"Jelas ya, tanggal 28 Maret itu sudah berakhir di Nunukan pada rute pertama, seluruh penumpang turun. Kapal lalu putar lagi tapi tak singgah di Baubau," katanya.
Kata dia, rute perjalanan dari Nunukan ke Baubau memakan waktu tiga atau empat hari. Olehnya, tak masuk logika bila kapal berangkat dari Nunukan pada tanggal 28 Maret dan tiba di Baubau pada 6 April.
"Tidak mungkin perjalanan sampai memakan waktu sampai 10 hari. KM Lambelu itu berangkat 3 April pukul 01.00 WIta dini hari dari Nunukan, siang tiba di Makassar dan tiba di Baubau pada 6 April pagi," katanya.
Dalam konfrensi pers bertempat di kantor BPBD Baubau yang dipimpin Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19, Roni Muhtar, pada Sabtu (4/4) malam, turut hadir Dandim 1413 Buton dan perwakilan Polres Baubau.
Selain itu, Kepala Pelni Cabang Baubau, Kepala Kantor UPP Kelas I Baubau, Asisten 1 Setda Baubau, Kepala BPBD Baubau, Kepala Dinkes Baubau, Jubir Covid-19 Baubau dan sejumlah petugas lainnya.
"Saya ulangi lagi, tidak menyinggahi pelabuhan Murhum Kota Baubau. Mereka tiba di Nunukan tanggal 28 Maret dan dilakukan rapid test disana. Sehingga proses inkubasi Covid itu tidak bersinggungan dengan apa yang ada di Baubau," katanya.
"Ini mohon dipahami masyarakat atas informasi yang hari ini beredar," sambungnya.
Sebelumnya beredar informasi di media sosial tentang akan adanya kedatangan empat penumpang dari Nunukan yang telah dinyatakan positif Corona berlabuh di pelabuhan Murhum, Kota Baubau menggunakan KM Lambelu milik PT Pelni.
Atas informasi itu, tim Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Kota Baubau langsung menyikapi dan bergerak cepat melakukan kroscek data. Dari data yang ada, perjalanan empat penumpang tersebut tak bersinggungan dengan pelabuhan Murhum daerah itu.
Sementara, Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Capt Akhmad Sadikin menambahkan, KM Lambelu berangkat dari Makassar pada 25 Maret dengan rute perjalanan dari Makassar-Parepare-Pantoloan (Donggala)-Tarakan dan berakhir di Nunukan pada 28 Maret.
Setelah seluruh penumpang turun di pelabuhan Nunukan, kapal melanjutkan berlayar menuju Tarakan-Pantoloan(Donggala)-Pare-pare-Makassar dan kembali ke Nunukan.
"Kapal tiba di Nunukan lagi pada 2 April. Kapal dijadwalkan berangkat lagi pada 3 April ke rute yang pertama karena dia berputar ke arah utara dan dijadwalkan tiba di Baubau tanggal 6 April. Jadi tidak ada kaitannya dengan penumpang yang sudah dinyatakan positif tadi," katanya.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau, R Pradigdo menegaskan bila KM Lambelu dari Nunukan berangkat pada 3 April, bukan tanggal 28 Maret menuju Baubau.
"Jelas ya, tanggal 28 Maret itu sudah berakhir di Nunukan pada rute pertama, seluruh penumpang turun. Kapal lalu putar lagi tapi tak singgah di Baubau," katanya.
Kata dia, rute perjalanan dari Nunukan ke Baubau memakan waktu tiga atau empat hari. Olehnya, tak masuk logika bila kapal berangkat dari Nunukan pada tanggal 28 Maret dan tiba di Baubau pada 6 April.
"Tidak mungkin perjalanan sampai memakan waktu sampai 10 hari. KM Lambelu itu berangkat 3 April pukul 01.00 WIta dini hari dari Nunukan, siang tiba di Makassar dan tiba di Baubau pada 6 April pagi," katanya.
Dalam konfrensi pers bertempat di kantor BPBD Baubau yang dipimpin Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19, Roni Muhtar, pada Sabtu (4/4) malam, turut hadir Dandim 1413 Buton dan perwakilan Polres Baubau.
Selain itu, Kepala Pelni Cabang Baubau, Kepala Kantor UPP Kelas I Baubau, Asisten 1 Setda Baubau, Kepala BPBD Baubau, Kepala Dinkes Baubau, Jubir Covid-19 Baubau dan sejumlah petugas lainnya.