Kendari (ANTARA) - Harga jahe di Kota Kendari, Sultra, menembus angka Rp100 ribu lebih per kilogram di tengah merebaknya wabah virus Corona  atau COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir ini.

Rian (40), pedagang jahe di Pasar Baruga  Kota Kendari, Senin, menyatakan bahwa saat ini harga jahe masih cukup tinggi dibanding sebelumnya.

"Sekarang ini harga jahe sedang naik Rp100 per kilogram bahkan pernah mencapai Rp120.000 per kilogram," ungkapnya.
  Jahe gajah produksi petani di Moramo Konawe Selatan saat menikmati harga jahe yang tergolong tinggi pasca merebaknya virus Corona yang diyakini bisa menangkal penyakit yang membahayakan itu . (Foto ANTARA/Azis Senong)
 
Padahal, lanjut Rian,  harga jahe di hari biasa hanya berkisar Rp20.000-Rp25.000 per kilogram saja. Sekarang sudah mencapai angka Rp100.000 per kilogramnya.

Kenaikan harga disebabkan meningkatnya permintaan. Lonjakan permintaan jahe terjadi usai diumumkan ada warga yang positif Covid-19 beberapa waktu lalu. Mengetahui bahwa  jahe bisa dijadikan obat herbal penangkal virus, pembeli berbondong-bondong membeli jahe di pasar.

"Yang pasti bahwa, hingga saat ini kami juga sedang mengalami kekurangan stok. Selain karena masih menunggu pasokan dari sejumlah sentra produksi di Moramo Konawe Selatan, juga karena banyak pembeli dari luar Kota Kendari yang langsung memkbeli ketingkat petani," ujarnya.

Selain jahe, juga ada beberapa kebutuhan rempah yang  diyakini orang bisa jadi penangkal virus alami kenaikan seperti temu lawak, kunyit, kayu manis dan serai, namun stoknya masih tergolong cukup tersedia untuk beberapa hari kedepan.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024