Kendari (ANTARA) - Jumlah penumpang PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan cukup drastis hingga mencapai 50 persen akibat adanya pandemi wabah virus Corona (COVID-19).

Kepala Pelni Cabang Kendari, Tavip Priadi mengatakan turunnya jumlah volume penumpang dari tiga kapal pelayaran hingga mencapai 50 persen berhubungan dengan adanya imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan atau beraktifitas keluar rumah sebagai upaya mencegah dan meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah virus corona.

"Volume penumpang sejak adanya wabah COVID-19 menurun hingga 50 persen. Mungkin pengaruh dengan adanya imbauan pemerintah umum Work From Home (WFH) atau tinggal di rumah," kata Tavip, saat diwawancara via WhatsApp, Ahad (29/3).

Tavip mengungkapkan, jumlah penumpang sebelum adanya pademi virus Corona yakni untuk Kapal Motor (KM) Tilongkabila jumlah penumpang naik turun kisaran kurang lebih 200 sampai dengan 300 penumpang, KM. JetLiner kisaran kurang lebih 70 sampai dengan 100 penumpang dan KM. Sabuk Nusantara 78 kisaran 200 sampai dengan 300 orang penumpang.

"Rata-rata penumpang sejak adanya COVID-19, untuk KM. JetLiner kisaran penumpang naik 30 orang, KM. Tilongkabila kisaran 80 sampai 100 penumpang. Untuk KM. Sabuk Nusantara 78 tujuan Taliabu/Bobong kemarin agak naik sampai sebanyak 390 pemumpang, mungkin pengaruh diperpanjangnya libur anak sekolah oleh pemerintah setempat," ungkapnya.

Sementara itu terkait upaya yang dilakukan oleh pihaknya dalam mengantisipasi virus Corona, PT Pelni, kata dia, bersinergi dengan beberapa pihak terkait seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Kendari, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kendari, Kapolsek Kawasan Pelabuhan KP3, Team dari Karantina Pelabuhan serta tim Puskesmas Nambo.

"Jadi baik penumpang naik maupun penumpang turun, team dari KKP dibantuh dari team semua yang ada melakukan pengecekan suhu tubuh dengan Thermal Gun, pemberian hand sanitizer, membuat jarak antar penumpang social distancing dan melakukan penyemprotan disinfektan," jelasnya.

"Apabila dalam pengecekan suhu tubuh yang dilakukan team KKP terdapat salah satu penumpang dengan suhu tubuh di atas normal, maka team KKP melakukan interview dan pengasingan, apabila dinyatakan tidak bisa berangkat maka pihak dari KKP dan KSOP menahan penumpang tersebut untuk ditangani sesuai protap yang berlaku. Kami dari pihak PT. Pelni hanya cukup membatalkan 100 persen tiket penumpang tersebut," tambahnya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024