Kendari (ANTARA) - Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Islam Indonesia (UII) di Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya mendorong perekonomian di daerah itu melalui seminar nasional, dengan tema peran Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), OJK dan BI dalam memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.
Ketua IKA UII DPW Sultra, Abdurrahman Saleh saat memberikan sambutan pada pembukaan seminar itu, mengatakan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 lalu mencapai 6,5 persen.
"Sulawesi Tenggara ini, pertumbuhan ekonomi kita 6,5 persen, mengalahkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, tapi angka kemiskinan kita masih ada di angka 9 persen, dari 2,7 juta penduduk," Abdurrahman.
Ketua DPRD Sultra menyampaikan, sumber daya alam (SDA) di Sultra cukup berlimpah, kemudian luas lautan lebih luas daripada daratan. Ia mengatakan bahwa 68 persen adalah lautan sisanya adalah darat.
"SDA kita cukup melimpah, mulai dari nikel dan seterusnya, perikanan juga luar biasa, perkebunan juga luar biasa. Potensi perikanan 39 persen, tetapi baru terkelola 10 persen," ungkapnya.
Menurutnya potensi-potensi tersebut adalah peluang untuk terus mendorong tumbuh kembang perekonomian Sulawesi Tenggara.
"Kita menginginkan bahwa perbankan harus keluar dari rana kekakuan zona aman. Selama ini perbankan lebih banyak memberikan kredit pinjaman kepada pegawai negeri, sehingga kita berharap perbankan bisa memberikan juga pinjaman kepada sektor-sektor ekonomi kreatif," katanya.
Sementara itu, Gubernur Sultra, Ali Mazi saat membuka kegiatan itu menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan itu. Alumni UII ini menilai, seminar itu sangat positif dan dapat memberikan kepastian pertumbuhan ekonomi dengan cara perbankan.
"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia Sultra the best, kita sudah tumbuh sampai 6,5 persen, sementara rata-rata nasional cuma 5 persen, dunia mereka cuma 0,1 peren, berarti pertumbuhan ekonomi Sultra akan lebih baik," katanya.
Seminar Nasional UII itu menghadirkan pembicara Ketua Dewan Pembina DPP IKA UII Halim Alamsyah yang juga menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), OJK Sultra dan BI Sultra.
Ketua IKA UII DPW Sultra, Abdurrahman Saleh saat memberikan sambutan pada pembukaan seminar itu, mengatakan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 lalu mencapai 6,5 persen.
"Sulawesi Tenggara ini, pertumbuhan ekonomi kita 6,5 persen, mengalahkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, tapi angka kemiskinan kita masih ada di angka 9 persen, dari 2,7 juta penduduk," Abdurrahman.
Ketua DPRD Sultra menyampaikan, sumber daya alam (SDA) di Sultra cukup berlimpah, kemudian luas lautan lebih luas daripada daratan. Ia mengatakan bahwa 68 persen adalah lautan sisanya adalah darat.
"SDA kita cukup melimpah, mulai dari nikel dan seterusnya, perikanan juga luar biasa, perkebunan juga luar biasa. Potensi perikanan 39 persen, tetapi baru terkelola 10 persen," ungkapnya.
Menurutnya potensi-potensi tersebut adalah peluang untuk terus mendorong tumbuh kembang perekonomian Sulawesi Tenggara.
"Kita menginginkan bahwa perbankan harus keluar dari rana kekakuan zona aman. Selama ini perbankan lebih banyak memberikan kredit pinjaman kepada pegawai negeri, sehingga kita berharap perbankan bisa memberikan juga pinjaman kepada sektor-sektor ekonomi kreatif," katanya.
Sementara itu, Gubernur Sultra, Ali Mazi saat membuka kegiatan itu menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan itu. Alumni UII ini menilai, seminar itu sangat positif dan dapat memberikan kepastian pertumbuhan ekonomi dengan cara perbankan.
"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia Sultra the best, kita sudah tumbuh sampai 6,5 persen, sementara rata-rata nasional cuma 5 persen, dunia mereka cuma 0,1 peren, berarti pertumbuhan ekonomi Sultra akan lebih baik," katanya.
Seminar Nasional UII itu menghadirkan pembicara Ketua Dewan Pembina DPP IKA UII Halim Alamsyah yang juga menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), OJK Sultra dan BI Sultra.