Kendari (ANTARA) - Pihak Kesyahbandaraan meminta pemilik dan nahkoda kapal untuk memerhatikan standar keselamatan berlayar dan meningkatkan kewaspadaan menyusul dikeluarkannya imbauan BMKG terkait potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi beberapa hari ke depan.
Kepala Seksi Kesyahbandaraan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau, Sulawesi Tenggara, Muhammad Irfan, Senin, di Kendari menyatakan persetujuan berlayar tidak akan dikeluarkan bila nahkoda kapal tidak memenuhi standar keselamatan pelayaran.
Untuk memastikan itu, kata Irfan, pihaknya pun langsung turun mengecek kondisi kapal. Pengecekan itu meliputi kesiapan mesin kapal, alat kemudi, dan alat keselamatan kapal di antaranya ketersediaan pelampung keselamatan.
Selain itu, saat mengecek kapal, pihaknya juga menginformasikan kepada nahkoda kapal terkait kondisi cuaca sebelum mengeluarkan persetujuan berlayar, demi keselamatan.
"Sebelum kita mengeluarkan persetujuan berlayar, kami dari kesyahbandaraan pasti menuju ke kapal mengecek kesiapan mesin kapal, pengetesan kemudi kapal, dan kesiapan alat-alat keselamatan termasuk 'life jacket', dan berinteraksi langsung dengan nahkoda dan menginformasikan terkait berita cuaca," katanya.
Ia mengatakan mengingat akhir-akhir ini BMKG telah mengeluarkan imbauan kondisi cuaca yang sulit diprediksi, di mana terkadang seketika cuaca bisa berubah-ubah.
Baca juga: Cuaca buruk, KMP Madidihang batalkan pelayaran di Kabaena
Dalam menghadapi cuaca ekstrem yang terjadi diawal tahun ini, pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi demi keselamatan pelayaran.
D antaranya telah menetapkan tiga titik persinggahan untuk kapal berlindung bila dalam perjalanan menemui cuaca buruk. Tiga titik berlindung itu yakni Pasarwajo, Sampolawa dan Batauga.
"Jadi kami imbau nahkoda agar tidak memaksakan diri bila tiba-tiba dalam perjalanan menemui cuaca ekstrem. Harus segera berlindung di lokasi yang sudah ditentukan, " kata Muhammad Irfan.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan BMKG, navigasi, radio pantai serta pemandu kapal agar aktivitas pelayaran tidak terdampak akibat cuaca buruk.
Kepala Seksi Kesyahbandaraan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau, Sulawesi Tenggara, Muhammad Irfan, Senin, di Kendari menyatakan persetujuan berlayar tidak akan dikeluarkan bila nahkoda kapal tidak memenuhi standar keselamatan pelayaran.
Untuk memastikan itu, kata Irfan, pihaknya pun langsung turun mengecek kondisi kapal. Pengecekan itu meliputi kesiapan mesin kapal, alat kemudi, dan alat keselamatan kapal di antaranya ketersediaan pelampung keselamatan.
Selain itu, saat mengecek kapal, pihaknya juga menginformasikan kepada nahkoda kapal terkait kondisi cuaca sebelum mengeluarkan persetujuan berlayar, demi keselamatan.
"Sebelum kita mengeluarkan persetujuan berlayar, kami dari kesyahbandaraan pasti menuju ke kapal mengecek kesiapan mesin kapal, pengetesan kemudi kapal, dan kesiapan alat-alat keselamatan termasuk 'life jacket', dan berinteraksi langsung dengan nahkoda dan menginformasikan terkait berita cuaca," katanya.
Ia mengatakan mengingat akhir-akhir ini BMKG telah mengeluarkan imbauan kondisi cuaca yang sulit diprediksi, di mana terkadang seketika cuaca bisa berubah-ubah.
Baca juga: Cuaca buruk, KMP Madidihang batalkan pelayaran di Kabaena
Dalam menghadapi cuaca ekstrem yang terjadi diawal tahun ini, pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi demi keselamatan pelayaran.
D antaranya telah menetapkan tiga titik persinggahan untuk kapal berlindung bila dalam perjalanan menemui cuaca buruk. Tiga titik berlindung itu yakni Pasarwajo, Sampolawa dan Batauga.
"Jadi kami imbau nahkoda agar tidak memaksakan diri bila tiba-tiba dalam perjalanan menemui cuaca ekstrem. Harus segera berlindung di lokasi yang sudah ditentukan, " kata Muhammad Irfan.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan BMKG, navigasi, radio pantai serta pemandu kapal agar aktivitas pelayaran tidak terdampak akibat cuaca buruk.