Konawe Utara (ANTARA) - Kementerian Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) RI melalui Asisten Deputi Penanganan Pasca Bencana pada Deputi I Nelwan Harahap, mengatakan bahwa penanganan banjir yang terjadi di Konawe Utara pada pertengahan Juni 2019 merupakan percontohan nasional.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang ini menjadi perbincangan nasional bahwa penanganan banjir di Konawe Utara merupakan percontohan nasional penanganan bencana," kata Nelwan Harahap, saat mengadiri malam penganugrahan dan apresiasi Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Utara kepada pihak dalam membantu penanganan bencana banjir di Wanggudu, Rabu malam.

Dikatakan, pelajaran yang bisa dilihat dari penanganan banjir tersebut yakni bagaimana manajemen yang dilakukan bupati sehingga bisa bahu membahu dengan TNI/Polri, dunia usaha, sipil, relawan dan semua elemen masyarakat dalam menyelesaikan semua masalah banjir dan pemberian hak-hak kepada korban banjir.

Ia mengaku dan mengapresiasi bahwa Konawe Utara dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, namun di sisi lain diberikan pula ancaman bencana besar, dari 13 kecamatan di daerah itu terdapat titik rawan bencana dan telah menyatu dalam potret bencana alam nasional.

"Yang menjadi perhatian dan apresiasi lagi bahwa, meskipun 13 kecamatan Konawe Utara terpapar bencana banjir, tetapi tidak ada korban jiwa. Bahkan ada 9 bayi tangguh yang lahir di tengah penanganan pengungsi dan saat relokasi korban banjir," katanya.

Nelwan juga sangat mengapresiasi jiwa kegotongroyongan, ketangguhan dan kekompakan semua elemen masyarakat Konawe Utara, baik yang terpapar bencana banjir mau pun yang tidak untuk bersama-sama membantu pemerintah setempat untuk membangun berbagai fasilitas darurat diberbagai tempat pengungsian.

"Karya-karya ini terlaksana atas dukungan masyarakat. Terimakasih dukungan masyarakat semua yang terlibat penanganan banjir di Konawe Utara. Kelak menjadi inspirasi bagi masyarakat agar makin tangguh dalam menghadapi setiap bencana," katanya.

Baca juga: Tujuh kecamatan di Konawe Utara terendam banjir

Bupati Konawe Utara, Ruksamin, menyebutkan kerugian materi yang diakibatkan banjir di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara pada Juni 2019 tersebut mencapai Rp674,8 miliar lebih.

"Meskipun banyak rumah penduduk yang terkena dampak banjir, tetapi tidak ada korban jiwa," kata Ruksamin.

Ia merincikan, kerugian terbesar akibat banjir tersebut adalah rusaknya jembatan, jalan, jaringan listrik yang mencapai Rp436,96 miliar.

Selain itu, ada 4 jembatan yang hanyut dan 4 unit jembatan tidak bisa diakses. Bahkan, jembatan yang menghubungkan Sultra dengan Sulteng sempat terputus. Selain itu, ada pula 370 unit rumah penduduk yang hanyut dan 1.962 unit terendam air, kerugian akibat itu ditaksir mencapai Rp66,4 miliar.

Kemudian, kerugian untuk sarana dan prasarana pendidikan ditaksir mencapai Rp18,9 miliar lebih. Dengan rincian, kerugian pada 14 Sekolah Dasar, 5 unit SMP, 1unit SMA, TK sebanyak 17 unit, dan PKBM satu unit. Sementara untuk sarana dan prasarana kesehatan yang terdampak banjir ada 4 unit puskesmas, 4 puskesmas pembantu, 1 unit gudang obat, dan 1 unit polindes. Kerugiannya akibatnya diperkirakan mencapai Rp2,49 miliar.

Kerugian pertanian mencapai Rp43 miliar dan perkebunan mencapai Rp76,9 miliar. Sementara lahan yang terdampak banjir yaitu sawah 970,3 hektare, jagung 83,5 hektare, lainnya 11 hektare, dan kerugian tambak Rp27,4 miliar. Untuk kerugian koperasi dan UMKM Rp2,1 miliar, perdagangan Rp600 juta, lingkungan hidup Rp7,8 miliar, pangan Rp306 juta, serta pemerintahan desa Rp4,67 miliar.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024