Kendari (ANTARA) - Sejumlah warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) antusias menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari cincin (GMC) melalui alat yang disediakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari di Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) setempat, Kamis.

Kepala Kelompok Teknisi (Kapoksi) BMKG Sultra Ilham mengatakan proses terjadinya gerhana matahari tidak dapat dilihat dengan kontak mata langsung ke matahari, karena hal itu dapat membuat gangguan terhadap mata.

"Agar mata tidak kontak langsung dengan sinar matahari yang cukup tajam, ada kacamata khusus yang digunakan melihat proses terjadinya gerhana matahari," kata Ilham.

Ia mengatakan, selain menggunakan kacamata khusus, warga juga dapat menyaksikannya melalui layar yang telah terhubung pada teleskop yang disediakan oleh pihak BMKG.

"Di Kendari fenomena gerhana matahari cincin tidak penuh, hanya terlihat 76,2 persen saja, Magnitudonya 0,76 " katanya. Sejumlah warga saat melihat proses gerhana matahari di Kanwil Kemenag Sultra, Kamis (26/12/19). ANTARA/Hasbir


Ilham menambahkan, fenomena gerhana matahari untuk wilayah Kendari berlangsung selama tiga jam yakni sejak pukul 12.36 WITA dan berakhir pada pukul 15.49 WITA.

"Gerhana matahari cincin ini tidak dapat diprediksi kapan lagi akan muncul di Indonesia dikarenakan garis magnitudonya tahun ini melewati Indonesia," beber Ilham.

Meski gerhana matahari berlangsung pada siang hari, sejumlah warga mengaku merasakan suhu yang tidak biasa seperti di siang hari sebelumnya.

Berdasarkan keterangan Kapoksi BMKG Sultra, hal tersebut disebabkan penurunan suhu pada saat terjadinya gerhana matahari cincin tersebut.

Baca juga: Ini cara aman mengamati gerhana matahari cincin

Sementara itu, salah satu warga Kota Kendari, Abdi mengatakan dirinya sangat antusias dalam menyaksikan fenomena alam yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu sebelas tahun tersebut yang sebelumnya terjadi pada tahun 2009.

"Tahun ini, kami warga sangat bersyukur dapat kembali menyaksikan gerhana matahari cincin ini walapun tidak total, tetapi kami dapat menyaksikan secara langsung." kata Abdi.

Pewarta : Hasbir/Bobi Nardi
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024