Kendari (ANTARA) - Berdasarkan data hasil capaian United States Agency for International Development (USAID) Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) di Sulawesi Tenggara, telah melatih sebanyak 7000 orang di bidang adaptasi perubahan Iklim dengan pengurangan resiko bencana (API-PRB).

Chief of Party (COP) USAID-APIK, Paul Jeffery di Kendari, Rabu mengatakan USAID melalui program APIK telah memberikan bantuan teknis untuk menanggapi kebutuhan Sulawesi Tenggara, khususnya Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, dalam membangun ketangguhan terhadap dampak iklim dan bencana sejak 2016.

"USAID APIK bekerja sama dengan pemerintah, akademisi, dan perwakilan organisasi masyarakat untuk melakukan kajian demi mendukung penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah, termasuk rencana kontinjensi banjir bandang dan berbagai kajian risiko dan kerentanan yang hasilnya telah mulai diintegrasikan pemerintah ke dalam rencana pembangunan daerah dan alokasi anggaran," kata Jeffery saat penutupan kerjasamanya di Sultra, Rabu.

Selain itu, Jeffery juga mengatakan USAID APIK bermitra dengan masyarakat untuk melakukan beragam kegiatan peningkatan ketangguhan, seperti pengembangan instalasi sistem peringatan dini, pengelolaan limbah, konservasi ekosistem pesisir, rehabilitasi daerah aliran sungai, praktik pertanian cerdas iklim, dan pembangunan kapasitas kesiapsiagaan bencana.
  Chief of Party (COP) USAID-APIK, Paul Jeffery saat memaparkan pencapaian USAID APIK di Sulawesi Tenggara. (ANTARA/Harianto)

"USAID APIK bekerja untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan memasang sistem informasi cuaca dan iklim dai Bungin Permai dan menerapkan program pengelolaan limbah serta daur ulang di Kampung Salo, Kota Kendari," katanya.

USAID APIK juga, kata dia, meningkatkan kapasitas petani untuk mengakses dan memanfaatkan informasi cuaca dan iklim melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang berfokus pada pertanian dan penanaman padi, kakao, dan jagung di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, dalam mendukung pengembangan kualitas hidup para petani rumput laut di Desa Rumba-Rumba, Konawe Selatan.

"Dengan dukungan USAID APIK, msyarakat sekarang mampu menerapkan praktik-praktik yang baik untuk lebih adaptif untuk menghadapi ketidakpastian iklim," ujarnya.

Sementra itu, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, melalui Staf Ahli Gubernur Sultra Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Syahruddin Nurdin mengapresiasi hasil yang dilakukan oleh USAID APIK di Sultra.

"Kita apresiasi karena produksi seperti SLI jagung dari tiga ton naik menjadi 7-8 ton, kemudian SLI kakao dan rumput laut produksinya juga meningkat," katanya.

Terkait di bidang kebencanaa, ia berharap MoU yang telah di sepakati antara Kota Kendari dam Konawe Selatan bisa meminimalisir bencana alam seperti bencana banjir. Ia juga berharap MoU tersebut bisa di lanjutkan di tahun 2020 terhadap kabupaten/kota lainnya di Sultra.

   

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024