Kediri (ANTARA) - Keluarga atlet senam artistik Shalfa Avrila Siani, di Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa Shalfa sangat terpukul dengan kejadian yang menimpanya, dari tuduhan soal keperawanan hingga memutuskan sempat tidak mau sekolah.

"Sebenarnya dia tidak mau (sekolah di Gresik) dan mau pindah ke Kediri, katanya malu, padahal saya sudah ajak anak tes di RS Bhayangkara Kediri dan hasilnya selaput dara utuh" kata ibu kandung Shalfa Avrila Siani, Ayu Kurniawati saat ditemui di rumahnya, Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jumat.



Dirinya mengatakan, anaknya sempat dituding terkait dengan masalah keperawanan (virginitas). Dirinya bahkan diminta untuk menjemput anaknya pada Rabu (13/11) pada sore hari. Dirinya sampai di mess, tempat tinggal anaknya di Gresik, pada dini hari dan ternyata seluruh barang anaknya sudah dikemasi.

Saat itu, tidak ada satu pun pelatih yang ikut mendampingi atau memberikan penjelasan kenapa anaknya harus dikeluarkan dari pelatihan.

Dirinya sebelumnya sempat komunikasi dengan pelatih, bahkan dirinya juga siap jika anaknya harus dilakukan tes keperawanan. Akhirnya, dirinya nekat mengajak anaknya untuk tes di RS Bhayangkara Kediri dan hasilnya tuduhan yang dilemparkan ke anaknya tidak terbukti.

Namun, dari tim pelatih ternyata tidak mau menerima hasil tes tersebut dan meminta agar dilakukan tes ulang di rumah sakit wilayah Gresik. Dirinya sempat keberatan, sebab tes sudah dilakukan dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.

Kini, anaknya mengaku sudah tidak lagi bersemangat untuk ikut latihan, karena masalah tersebut. Bahkan, berencana pindah sekolah ke Kediri. Namun, karena anaknya sudah kelas tiga dan tinggal beberapa bulan lagi ujian, dirinya menguatkan agar anaknya tetap bersemangat.

Terkait dengan tudingan indisipliner, ia mengatakan berbeda dengan apa yang ditudingkan oleh tim pelatih di awal-awal pada anaknya, hingga tidak bisa ikut ajang SEA Games 2019.



"Kalau saya tidak masalah indisipliner. Tapi yang belakangan kan itu. Awalnya soal tidak perawan, kami kaget, shock, tidak bisa berpikir apa-apa, sudah buntu, anaknya juga down," kata dia.

Dirinya menambahkan, anaknya sudah lama pindah ke Gresik mengikuti pelatihan tersebut, bahkan sejak kelas empat sekolah dasar. Ia juga tidak bisa selalu memantau perkembangan anaknya, karena ia tinggal di Kediri sedangkan anaknya di Gresik.

Ia juga tidak mengetahui apakah hal ini ada muatan politis, adanya unsur kesengajaan anaknya diganti dengan pemain lainnya. Ia mendengar setelah anaknya tidak diizinkan ikut SEA Games 2019, sudah ada atlet lainnya yang menggantikan. Dari Jatim, ada dua perempuan dan satu atlet laki-laki dari cabang olahraga ini yang akan ikut pertandingan, dan setelah anaknya dikembalikan ke keluarga, langsung diganti oleh atlet dari Jawa Tengah.

Ia berharap, kejadian ini tidak terulang kepada atlet lainnya dan cukup anaknya saja yang menjadi korban. Dirinya berharap, hal itu tidak terulang lagi.

"Bapaknya shock, tensi langsung naik, bahkan tidak berani mengantar (menjemput anaknya di Gresik). Beliau juga tidak bisa berpikir, menangis. Saya ke Gresik diantar kemenakan," ujar dia.

Saat ini, anaknya sudah kembali ke sekolah di Kabupaten Gresik. Ia bersekolah di SMA wilayah Gresik, dan sudah kelas tiga. Kendati sempat tidak bersekolah selama beberapa hari, saat ini anaknya sudah mulai kembali ke sekolah tapi tidak ikut latihan.

Anaknya kini juga tinggal di indekos, setelah tidak lagi diizinkan latihan. Namun, di indekos, anaknya juga disebut sering curhat jika merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, banyak teman-temannya yang sudah tahu dengan masalah yang kini menimpa anaknya, kendati hal itu tidak benar.

"Saya tidak bisa terima, dengan embel-embel itu. Jika dikeluarkan silakan, tapi jangan (dengan tudingan virginitas). Itu masa depan dia masih jauh. Sekolah dia malu bertemu dengan teman-temannya, di tempat latihan juga. Semua tahu," kata dia. 


Baca juga: Kemenpora: pemulangan atlet bukan karena keperawanan tetapi indisipliner

 

Pewarta : Asmaul Chusna
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024