Kendari (ANTARA) - Komandan Korem 143/Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Kolonel Inf. Yustinus Nono Yulianto mengatakan peran Bintara pembina desa (Babinsa) dalam mencegah dan menangkal paham radikalisme dan terorisme di wilayah tugasnya sangat diharapkan untuk melaporkan kejadian yang mencurigakan.

"Saya harap Babinsa aktif melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan semua komponen masyarakat. Bila ada warga yang gerak-geriknya mencurigakan segera laporkan," kata Danrem pada rangkaian acara dialog interaktif yang diselenggarakan LPP RRI bekerja sama Korem 143/HO Kendari, Selasa.

Untuk menangkal paham itu, Babinsa harus intensif melaksanakan sosialisasi guna mencegah paham radikalisme dan terorisme melalui kegiatan komunikasi sosial dan silaturahmi dengan tokoh agama dan seluruh komponen masyarakat di wilayah desa atau kelurahan binaannya.

"Radikalisme dan terorisme adalah musuh negara dan sangat berbahaya sekali. Orang-orang yang telah dirasuki paham tersebut akan selalu mengkampanyekan intoleransi, antikebhinnekaan. Kelompok ini cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan dan tidak jarang mereka melakukan aksi-aksi yang bisa membahayakan keselamatan manusia," tutur Danrem.

Dalam kesempatan itu, sejumlah Babinsa yang sengaja diundang dalam kegiatan dialog interaktif juga diberi kesempatan untuk menyampaikan unek-uneknya serta pengalaman mereka di wilayah tugasnya. Bahkan diantara mereka ada satu Babinsa melakukan pembinaan pada 10 desa bahkan lebih.

"Dengan demikian bahwa peran TNI AD dalam hal ini Babinsa dalam menangkal radikalisme tidak terlepas dari peran serta seluruh komponen masyarakat di wilayah binaannya, termasuk melakukan komunikasi dengan kaum generasi muda mahasiswa dan pelajar," jelasnya. Dialog interaktif yang diselenggarakan LPP RRI bersama Korem 143/HO menghadirkan para Bintara pembina desa (Babinsa) dari beberapa kesatuan di bawa Kodim di wilayah Korem Sultra yang kegiatannya diselenggarakan di aula Korem di Kendari, Selasa. (Foto Antara/Azis Senong)

Danrem yang didampingi Kepala Satuan Teritoril (Kasiter) Korem 143/HO Letkol Inf.Edward dan Kapenrem Mayor Inf. Sumarsono mengungkapkan tugas Babinsa sebagai pembina di desa sangat membantu agar potensi tumbuhnya radikalisme di Wilayah Sulawesi Tenggara dapat dengan cepat dideteksi dan dicegah sedini mungkin.

"Melihat tugas dan tanggung jawab teritorial Babinsa membina desa di Sultra belum sesuai dengan harapan karena sampai saat ini jumlah Babinsa di wilayah Sultra baru mencapai 1.028 sementara jumlah desa dan kelurahan saat ini mencapai 2.228 dari 17 kabupaten dan dua kota se-Sultra.

Baca juga: Danrem: paham radikalisme musuh bersama

Kepala LPP RRI Kendari, Said Abdillah dalam rangkaian dialog interaktif mengungkapkan bahwa RRI sebagai radio publik berpartisipasi dalam melakukan diskusi-diskusi internal maupun eksternal, tidak hanya menerima para nara sumber ke
studio, namun langsung menyapa dan memberi ruang bagi setiap pendengar di luar studio seperti yang dilaksanakan saat ini.
   

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024