Kendari (ANTARA) - Areal tanaman padi sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) dilaporkan gagal panen akibat musim kemarau panjang yang melanda wilayah itu dan bahkan di beberapa daerah di tanah air juga mengalaminya.
Keterangan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bombana, Senin menyebutkan, dari tiga wilayah kecamatan yang gagal panen tahun ini yakni Poleang Utara, Poleang Timur dan Kecamatan Lantari Jaya.
Kepala Dinas Pertanian Bombana, Hj Andi Nur Alam yang dikonfirmasi melalui pesan singkat mengatakan, musim kemarau dan kurangnya sarana irigasi menjadi penyebab utama gagalnya panen petani di wilayah itu.
"Tiga wilayah ini merupakan sentra pangan di Wilayah Bombana. Hasil informasi terkini sekitar 378 hektare lahan persawahan milik petani setempat yang dilanda
kekeringan," ujarnya.
Ia mengatakan kecamatan Poleang Utara berada di Desa Tampabalu. Kecamatan Poleang Timur berada di Desa Teppoe dan Kelurahan Bambaea. Sementara Kecamatan Lantari Jaya berada di Desa Langkowala, Desa Watu-Watu, Desa Kalaero, dan Desa Lombakasi.
"Jadi yang terluas dilanda kekeringan adalah kecamatan Lantari jaya sebanyak 175 hektare, menyusul kecamatan Poleang Timur seluas 168 hektare dan Kecamatan Poleang Utara seluas 35 hektare," jelasnya.
Salah satu areal tanaman padi sawah yang usianya diatas 45 hari yang terancam gagal akibat kemarau.(foto Antara/Azis Senong)
Andi Nur Alam menjelaskan, umumnya tanaman padi yang mengalami kekeringan merupakan padi varietas Chiherang dan Mekongga/Konawe. Bahkan usia tanam padi tersebut rata-rata 70 hingga 80 hari, dan usia padi itu sudah menghampiri berbuah yang membutuhkan air yang cukup.
Dikatakan, di wilayah Kecamatan Lantari Jaya, pada sawah setempat umumnya merupakan sawah tadah hujan yang hanya sekali dalam setahun.
"Kegagalan panen tahun ini tercatat yang paling terluas dibanding tahun lalu," ujar Andi Nur seraya menambahkan bahwa Pemkab Bombana telah melakukan intervensi dengan pengadaan sumur bor di lokasi persawahan yang selalu mengalami kekeringan.
Keterangan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bombana, Senin menyebutkan, dari tiga wilayah kecamatan yang gagal panen tahun ini yakni Poleang Utara, Poleang Timur dan Kecamatan Lantari Jaya.
Kepala Dinas Pertanian Bombana, Hj Andi Nur Alam yang dikonfirmasi melalui pesan singkat mengatakan, musim kemarau dan kurangnya sarana irigasi menjadi penyebab utama gagalnya panen petani di wilayah itu.
"Tiga wilayah ini merupakan sentra pangan di Wilayah Bombana. Hasil informasi terkini sekitar 378 hektare lahan persawahan milik petani setempat yang dilanda
kekeringan," ujarnya.
Ia mengatakan kecamatan Poleang Utara berada di Desa Tampabalu. Kecamatan Poleang Timur berada di Desa Teppoe dan Kelurahan Bambaea. Sementara Kecamatan Lantari Jaya berada di Desa Langkowala, Desa Watu-Watu, Desa Kalaero, dan Desa Lombakasi.
"Jadi yang terluas dilanda kekeringan adalah kecamatan Lantari jaya sebanyak 175 hektare, menyusul kecamatan Poleang Timur seluas 168 hektare dan Kecamatan Poleang Utara seluas 35 hektare," jelasnya.
Andi Nur Alam menjelaskan, umumnya tanaman padi yang mengalami kekeringan merupakan padi varietas Chiherang dan Mekongga/Konawe. Bahkan usia tanam padi tersebut rata-rata 70 hingga 80 hari, dan usia padi itu sudah menghampiri berbuah yang membutuhkan air yang cukup.
Dikatakan, di wilayah Kecamatan Lantari Jaya, pada sawah setempat umumnya merupakan sawah tadah hujan yang hanya sekali dalam setahun.
"Kegagalan panen tahun ini tercatat yang paling terluas dibanding tahun lalu," ujar Andi Nur seraya menambahkan bahwa Pemkab Bombana telah melakukan intervensi dengan pengadaan sumur bor di lokasi persawahan yang selalu mengalami kekeringan.