Kendari (ANTARA) - Puluhan mahasiswa dari jurusan Ilmu Sejarah dan Arkeologi Universitas Haluoleo (UHO) dan beberapa siswa-siswi dari SMU/SMK di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara diajari cara merawat dan memelihara benda-benda sejarah yang tersimpan dalam koleksi di Museum Provinsi Sultra.

"Kami mengajak para siswa dan mahasiswa ke Museum ini bertujuan untuk mencoba menyebarluaskan informasi tentang museum, selain itu kami ingin memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang pengelolaan museum dan mengajarkan prosesi konservasi koleksi-koleksi yang ada di Museum Sultra," kata kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Diknasbud Sultra, Dody Syahrulsyah di Kendari, Rabu.

Kehadiran para mahasiwa dan pelajar SMU/SMK dan sejumlah Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Kota Kendari di Museum itu serangkaian kegiatan sosialisasi benda-benda Budaya Museum Sultra yang diselenggarakan UPT Museum dan taman Budaya.

Ia mengatakan, benda-benda budaya yang ada di Museum Sultra memiliki kekuatan masing-masing (the power of collection), sehingga kekuatan inilah yang akan dikembangkan oleh museum untuk melestarikan dan menjaga benda-benda koleksi tersebut agar tetap lestari.

Para mahasiswa dan pelajar, selain diperkenalkan untuk melihat langsung koleksi museum juga bagaimana tatacara perawatan agar selalau terjaga kelestarian benda-benda warisan budaya bangsa, tanpa menghilangkan unsur keaslian suatu benda itu.
  Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Diknasbud Sultra, Dody Syahrulsyah pada kegiatan sosialisasi Benda-benda budaya Museum Sultra. (foto Antara/Azis Senong)
Menurut Dody, perawatan koleksi itu penting yakni ada dua cara yakni pertama untuk menyelamatkan benda-benda tersebut dengan cara, tindakan prepentif atau upaya mencegah munculnya penyakit pada suatu benda baik benda organik maupun non organik. Semantaramer tindakan kedua adalah dengan cara kuratif yaitu upaya menyembuhkan penyakit pada suatu benda, baik organik maupun an organik.

Rangkaian kegiatan sosialisasi, yang dibuka Plt. Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio, PhD itu juga menghadirkan dua nara sumber dari dosen UHO yakni Dr Aslim Dosen Ilmu Sejarah FIB UHO dan Sandy Suseno dosen Arkeologi UHO, para peserta diajak mengelilingi museum untuk melihat koleksi, serta diajarkan cara merawat benda-benda koleksi museum dengan tujuan untuk mengetahui kerja dan fungsi museum itu sendiri.

Dody juga mengatakan, benda-benda budaya memang harus dirawat, dilestarikan, dijaga kemudian bisa menjadi media pembelajaran, karena museum itu adalah rumah pengetahuan.

"Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin museum Sultra sendiri agar aktivitas dalam museum itu tetap ada, karena seperti yang kita lihat sekarang, kunjungan museum itu hampir tidak ada, sehingga dengan adanya kegiatan ini dapat mengajak generasi muda untuk mencintai museum," tuturnya.

Harapan dengan adanya sosialisasi ini, para generasi masa kini bisa lebih menyebarluaskan informasi tentang museum utamanya di Sultra, yang memiliki sekitar 5.346 koleksi.

Dari 5.346 koleksi itu terbagi pada 10 golongan yakni koleksi geologika (koleksi batu nilek), koleksi biologika (kerangka ikan paus sepajang 12 meter), koleksi Etnografi (kalosa), koleksi arkeologi (peti mayat tertua), koleksi historiis (foto-foto para mantan raja/sultan), koleksi numismatika (bentuk alat tukar yang pernah digunakan), koleksi filologika (naskah ajaran agama islam dan Al Quran tertua), Koleksi kermaik, koleksi seni dan dan koleksi teknologi.

Pewarta : Sucia Armadani/Yaya La Ardi
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024