Kendari (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Pol Merdisyam mengimbau seluruh elemen masyarakat agar menciptakan suasana yang aman dan kondusif menjelang pelantikan presiden pada 20 Oktober 2019.  
"Kita mengimbau, mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara, mari bersama-sama pemerintah, dewan dan masyarakat menjaga situasi, aman, kondusif tidak hanya jelang pelantikan presiden tetapi juga seterusnya," kata Brigjen Pol Merdisyam, usai menghadiri kegiatan istighasah di Kendari, Sabtu.

Menurut Merdisyam, dalam menciptakan suasana yang aman dan kondusif bukan hanya menjadi tugas bagi pihak TNI dan Polri, tetapi juga dibutuhkan pertisipasi dari semua pihak.

"Karena kita tau, Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang berpotensi, maka keamanan merupakan sangat mutlak, dan kemanan itu merupakan bukan hanya tugas TNI dan Polri tetapi juga merupakan tugas seluruh elemen masyarakat," katanya. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Pol Merdisyam, saat menghadiri kegiatan istighatsa di Kantor DPRD Sultra, Sabtu. (ANTARA/Harianto)
Ia yakin, masyarakat Sulawesi Tenggara mampu menciptakan suasana yang aman dan kondusif, karena masyarakat Sultra sangat bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Saya yakin masyarakat Sulawesi Tenggara sangat bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tentunya tidak ada yang mau mencederai acara pelantikan presiden dan wakil presiden. Mari sama-sama kita menjaga keamanan diri, menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan kondusif," jelasnya.

Selain itu, dia mengajak agar menghindari dan cerdas dalam membaca setiap berita-berita yang ada, dan menghindari berita-berita yang menyesatkan, yang hoaks, serta berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Aksi unjuk rasa merupakan hak bagi seluruh warga masyarakat, tetapi hak tersebut ada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi, pertama harus menghormati HAM yang lainnya, menjaga kemanan lingkungan, yang paling penting jangan sampai berbuat anarkis, karena itu akan sangat merugikan," tutupnya

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024