Kendari (ANTARA) - Dua orang perwakilan massa dari Front Rakyat Sulawesi Tenggara Bersatu (Forsub) melakukan aksi penyegelan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa.
Penyegelan gedung DPRD tersebut dilakukan secara simbolik dengan menggunakan dua lembar kertas bertuliskan 'Gedung ini Disegel'.
Salah satu dari massa aksi, dari PMKRI DPC Kendari, Teo mengatakan, penyegelan gedung tersebut sebagai bentuk kekecewaan massa aksi karena tidak seorang pun dari anggota DPRD berada di tempat.
"Kami kecewa terhadap anggota DPR, karena tidak ada seorang pun yang berada di tempat, alasannya sedang perjalanan dinas, tapi saat kita minta bukti surat perjalanan dinasnya, tidak ada," kata Teo, di Kendari, Selasa.
Menurut dia, mereka merasa berhak atas gedung itu karena dibangun dari uang rakyat.
Demo tolak RUU Pertanahan di gedung DPRD Sultra. (ANTARA/Harianto)
Aksi tersebut berjalan damai, meskipun sempat memanas karena adanya lemparan ke arah gedung kantor DPRD, akibatnya kaca bagian depan kantor pecah.
Sementara itu, pihak keamanan dalam hal ini Kepolisian melakukan penjagaan gedung DPRD Sultra, serta menurunkan satu buah mobil water canon.
Setelah melakukan penyegelan, massa aksi kemudian membubarkan diri.
Massa aksi Forsub merupakan gabungan dari KPA Sultra, PUSPAHAM Sultra, STKS, FORSDA Kolaka, GMNI Cabang Kendari, SP Kendari, ALPEN Sultra, LMND, STN Sultra, SRMI, HTMS UNSULTRA, BEM FH UMK, BEM UNSULTRA, BEM UMK, PMKRI DPC Kendari, GPM, RTI, BEM FP UHO, BEM PAPERTA UMK, IPPMIK Kendari, IPPMAKU Sultra, HMI Cabang Kendari, Walaka Tolaki, API Kartini, KRC, OASIS, serta IKAMA Sulsel.
Penyegelan gedung DPRD tersebut dilakukan secara simbolik dengan menggunakan dua lembar kertas bertuliskan 'Gedung ini Disegel'.
Salah satu dari massa aksi, dari PMKRI DPC Kendari, Teo mengatakan, penyegelan gedung tersebut sebagai bentuk kekecewaan massa aksi karena tidak seorang pun dari anggota DPRD berada di tempat.
"Kami kecewa terhadap anggota DPR, karena tidak ada seorang pun yang berada di tempat, alasannya sedang perjalanan dinas, tapi saat kita minta bukti surat perjalanan dinasnya, tidak ada," kata Teo, di Kendari, Selasa.
Menurut dia, mereka merasa berhak atas gedung itu karena dibangun dari uang rakyat.
Aksi tersebut berjalan damai, meskipun sempat memanas karena adanya lemparan ke arah gedung kantor DPRD, akibatnya kaca bagian depan kantor pecah.
Sementara itu, pihak keamanan dalam hal ini Kepolisian melakukan penjagaan gedung DPRD Sultra, serta menurunkan satu buah mobil water canon.
Setelah melakukan penyegelan, massa aksi kemudian membubarkan diri.
Massa aksi Forsub merupakan gabungan dari KPA Sultra, PUSPAHAM Sultra, STKS, FORSDA Kolaka, GMNI Cabang Kendari, SP Kendari, ALPEN Sultra, LMND, STN Sultra, SRMI, HTMS UNSULTRA, BEM FH UMK, BEM UNSULTRA, BEM UMK, PMKRI DPC Kendari, GPM, RTI, BEM FP UHO, BEM PAPERTA UMK, IPPMIK Kendari, IPPMAKU Sultra, HMI Cabang Kendari, Walaka Tolaki, API Kartini, KRC, OASIS, serta IKAMA Sulsel.