Baubau (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah itu agar lebih produktif, mengingat tantangan kompotensi ke depan yang akan semakin ketat di pasar domestik.
"Melalui pemberdayaan UMKM di Kota Baubau, kita harapkan akan lebih berkembang dan dalam kondisi terbaik seperti yang saat ini kita saksikan," ujar Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, dalam kegiatan seminar awal kajian penyusunan rencana strategi pembangunan ekonomi kreatif melalui pemberdayaan UMKM, yang digelar Balitbang Baubau, di Baubau, Selasa.
Dalam sambutannya, kata dia, Indonesia sebagai salah satu negara di Asia tenggara perlu dan wajib menyiapkan segala bentuk sarana dan prasarana termasuk kesiapan sumber daya manusia untuk menyongsong pasar bebas ASEAN.
"Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai kebijakan dan strategi untuk menghadapi kompetensi yang cukup ketat termasuk persaingan tenaga kerja asing dipasar domestik. Karena tidak jarang tenaga kerja asing adalah mereka yang memiliki keterampilan namun bersedia dalam harga relatif murah," katanya.
Dalam meningkatkan kemampuan pelaku UMKM, ia mengatakan, diperlukan langkah strategi dalam rangka merubah rencana dan ancaman yang ditimbulkan oleh persaingan bebas sehingga menjadi peluang yang dimanfaatkan oleh ekonomi lokal.
"Dengan kata lain berupaya menemukan peluang serta berupaya untuk meningkatkan daya saing, sehingga mampu bertahan dalam kompetisi karena merupakan kata kunci yang harus ditransformasikan ke dalam program dan kegiatan untuk menjawab tantangan dan ancaman tersebut," ujarnya.
Menurutnya, Kota Baubau perlu terus berbenah dan mengindentifikasi setiap permasalahan agar dapat diubah menjadi solusi dan inovasi ketertinggalan. Termasuk resiko kompetisi harus disikapi dengan bijak dan cerdas, serta mampu melihat berbagai peluang dan potensi.
"Untuk itu perencanaan pembangunan ekonomi perlu disusun dalam rangka merumuskan dan menciptakan berbagai gagasan inovatif dan strategi yang tepat serta bertujuan membentuk perekonomian Baubau dan bersaing tinggi," ujarnya.
Dikatakannya pula, ditengah-tengah stagnasi pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, maka pemerintah Kota Baubau dituntut untuk mengedepankan kreatifitas dalam kehidupan ekonomi, dengan memaksimalkan nilai tambah dari suatu produk barang dan jasa. "Disinilah nilai ekonomi kreatif mampu memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan," katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Baubau, Amrin Taone mengatakan, seminar awal merupakan upaya untuk mengetahui dan memahami sisi apa atau kekurangan apa yang dialami pelaku UMKM sebanyak 13 ribu lebih berdasarkan data melalui jasa peneliti.
(Foto/Azis Senong)
Dalam diskusi awal itu, kata dia, konsep para peneliti mengemukakan bahwa persepsi UMKM daya ungkit pertumbuhan belum signifikan kemungkinan karena belum tersentuh dari pola pengelolaan termasuk pemanfaatan informasi teknologi (IT).
"Seperti sekarang ini kan belanja-belanja dirumah sudah bisa terlayani dengan sistem IT. Ini juga menurut para peneliti masih sangat kecil memanfaatkan pola IT ini," katanya.
Kemudian dari aspek manajemennya juga, lanjut dia, bukan semacam suatu oraganisasi yang bisa mengelola usahanya sehingga bisa mendistibusi di berbagai tempat dengan berbagai konsumen.
"Melalui pemberdayaan UMKM di Kota Baubau, kita harapkan akan lebih berkembang dan dalam kondisi terbaik seperti yang saat ini kita saksikan," ujar Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, dalam kegiatan seminar awal kajian penyusunan rencana strategi pembangunan ekonomi kreatif melalui pemberdayaan UMKM, yang digelar Balitbang Baubau, di Baubau, Selasa.
Dalam sambutannya, kata dia, Indonesia sebagai salah satu negara di Asia tenggara perlu dan wajib menyiapkan segala bentuk sarana dan prasarana termasuk kesiapan sumber daya manusia untuk menyongsong pasar bebas ASEAN.
"Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai kebijakan dan strategi untuk menghadapi kompetensi yang cukup ketat termasuk persaingan tenaga kerja asing dipasar domestik. Karena tidak jarang tenaga kerja asing adalah mereka yang memiliki keterampilan namun bersedia dalam harga relatif murah," katanya.
Dalam meningkatkan kemampuan pelaku UMKM, ia mengatakan, diperlukan langkah strategi dalam rangka merubah rencana dan ancaman yang ditimbulkan oleh persaingan bebas sehingga menjadi peluang yang dimanfaatkan oleh ekonomi lokal.
"Dengan kata lain berupaya menemukan peluang serta berupaya untuk meningkatkan daya saing, sehingga mampu bertahan dalam kompetisi karena merupakan kata kunci yang harus ditransformasikan ke dalam program dan kegiatan untuk menjawab tantangan dan ancaman tersebut," ujarnya.
Menurutnya, Kota Baubau perlu terus berbenah dan mengindentifikasi setiap permasalahan agar dapat diubah menjadi solusi dan inovasi ketertinggalan. Termasuk resiko kompetisi harus disikapi dengan bijak dan cerdas, serta mampu melihat berbagai peluang dan potensi.
"Untuk itu perencanaan pembangunan ekonomi perlu disusun dalam rangka merumuskan dan menciptakan berbagai gagasan inovatif dan strategi yang tepat serta bertujuan membentuk perekonomian Baubau dan bersaing tinggi," ujarnya.
Dikatakannya pula, ditengah-tengah stagnasi pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, maka pemerintah Kota Baubau dituntut untuk mengedepankan kreatifitas dalam kehidupan ekonomi, dengan memaksimalkan nilai tambah dari suatu produk barang dan jasa. "Disinilah nilai ekonomi kreatif mampu memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan," katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Baubau, Amrin Taone mengatakan, seminar awal merupakan upaya untuk mengetahui dan memahami sisi apa atau kekurangan apa yang dialami pelaku UMKM sebanyak 13 ribu lebih berdasarkan data melalui jasa peneliti.
Dalam diskusi awal itu, kata dia, konsep para peneliti mengemukakan bahwa persepsi UMKM daya ungkit pertumbuhan belum signifikan kemungkinan karena belum tersentuh dari pola pengelolaan termasuk pemanfaatan informasi teknologi (IT).
"Seperti sekarang ini kan belanja-belanja dirumah sudah bisa terlayani dengan sistem IT. Ini juga menurut para peneliti masih sangat kecil memanfaatkan pola IT ini," katanya.
Kemudian dari aspek manajemennya juga, lanjut dia, bukan semacam suatu oraganisasi yang bisa mengelola usahanya sehingga bisa mendistibusi di berbagai tempat dengan berbagai konsumen.