Kendari (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan bergerak melemah dipengaruhi sentimen perang dagang.

Pada Senin pukul 10.07 WIB, rupiah bergerak melemah 44 poin atau 0,31 persen menjadi Rp14.259 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.215 per dolar AS.

"Rupiah kemungkinan melemah akibat sentimen negatif dari perang dagang, akibat pelemahan yuan yang melemah 0,7 persen ke level 7,14 yuan per dolar," kata ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Senin.

Baca juga: Terkait ancaman Trump, China berhenti beli produk pertanian AS,

Ahmad memperkirakan, indeks dolar diperkirakan bergerak melemah di level 97-97,3 terhadap mata uang kuat utama lainnya.

Penurunan dolar didorong oleh kembali meningkatnya eskalasi perang dagang antara China-AS setelah Presiden AS Donald Trump dan China saling balas untuk menaikkan kembali tarif barang impor masing-masing negara.

China mengancam akan kembali menaikkan tarif impor barang AS sebesar 10 persen terhadap barang impor asal AS senilai 75 miliar dolar AS. Trump pun mengancam akan menaikkan tarif lebih tinggi terhadap impor barang asal China di pertemuan G7.

Baca juga: China dinilai manipulasi mata uang asing demi hilangkan persaingan

Ahmad memprediksi pada hari ini rupiah kemungkinan akan bergerak melemah di kisaran Rp14.270 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.261 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.249 per dolar AS.

Baca juga: Melalui minyak sawit, Indonesia diyakini mampu kuasai ekonomi global
Baca juga: Naik, kondisi ekonomi konsumen di Sultra
Baca juga: Ekonomi Indonesia tetap positif di tengah ketidakpastian global

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024