Belitung (ANTARA) - Peserta program Siswa Mengenal Nusantara asal Sulawesi Tenggara mengunjungi Belitung Mangrove Park di Desa Juru Seberang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang menjadi salah satu upaya pemerintah daerah untuk melestarikan lingkungan di Negeri Laskar Pelangi itu.
"Kami berharap kunjungan SMN ini dapat memberikan informasi, pengetahuan dan kecintaan generasi muda pada lingkungan hidup," kata Sekretaris Komunitas Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu, Nopiansyah saat mendampingi SMN Sulawesi Tenggara mengelilingi Belitung Mangrove Park di Desa Juru Seberang, Kamis.
Ia mengatakan Belitung Mangrove Park yang dikunjungi peserta SMN dari Sulawesi Tenggara ini seluas 750 hektare sebagai bentuk keprihatinan atas kerusakan lingkungan karena aktivitas penambangan bijih timah.
Selain itu, rehabilitasi lingkungan di Desa Juru Seberang ini karena Belitung merupakan salah satu dari 10 daerah destinasi pariwisata prioritas di Indonesia.
"Kami ingin mengubah pola pikir masyarakat, dulu mereka penambang, menjadi pelaku pariwisata yang membuka lapangan pekerjaan lebih besar," katanya.
Panitia SMN Provinsi Kepulauan Babel, Fahriza mengatakan Belitung Mangrove Park merupakan salah satu upaya rehabilitasi kerusakan lingkungan akibat penambangan bijih timah ilegal.
"Kami berharap kunjungan SMN asal Sulawesi Tenggara ini dapat memberikan informasi dalam penanganan kerusakan lingkungan di Pulau Belitung," katanya.
Salah seorang siswa peserta SMN Sulawesi Tenggara, Nur Indah Huni mengatakan sangat senang mengunjungi Belitung Mangrove Park karena dapat menambah pengetahuan dalam menyelamatkan lingkungan hidup daerah ini.
"Kami akan menceritakan upaya masyarakat dan pemerintah daerah ini dalam merehabilitasi kerusakan lingkungan hidup karena aktivitas penambangan bijih timah," kata peserta SMN Sulawesi Tenggara ini.
"Kami berharap kunjungan SMN ini dapat memberikan informasi, pengetahuan dan kecintaan generasi muda pada lingkungan hidup," kata Sekretaris Komunitas Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu, Nopiansyah saat mendampingi SMN Sulawesi Tenggara mengelilingi Belitung Mangrove Park di Desa Juru Seberang, Kamis.
Ia mengatakan Belitung Mangrove Park yang dikunjungi peserta SMN dari Sulawesi Tenggara ini seluas 750 hektare sebagai bentuk keprihatinan atas kerusakan lingkungan karena aktivitas penambangan bijih timah.
Selain itu, rehabilitasi lingkungan di Desa Juru Seberang ini karena Belitung merupakan salah satu dari 10 daerah destinasi pariwisata prioritas di Indonesia.
"Kami ingin mengubah pola pikir masyarakat, dulu mereka penambang, menjadi pelaku pariwisata yang membuka lapangan pekerjaan lebih besar," katanya.
Panitia SMN Provinsi Kepulauan Babel, Fahriza mengatakan Belitung Mangrove Park merupakan salah satu upaya rehabilitasi kerusakan lingkungan akibat penambangan bijih timah ilegal.
"Kami berharap kunjungan SMN asal Sulawesi Tenggara ini dapat memberikan informasi dalam penanganan kerusakan lingkungan di Pulau Belitung," katanya.
Salah seorang siswa peserta SMN Sulawesi Tenggara, Nur Indah Huni mengatakan sangat senang mengunjungi Belitung Mangrove Park karena dapat menambah pengetahuan dalam menyelamatkan lingkungan hidup daerah ini.
"Kami akan menceritakan upaya masyarakat dan pemerintah daerah ini dalam merehabilitasi kerusakan lingkungan hidup karena aktivitas penambangan bijih timah," kata peserta SMN Sulawesi Tenggara ini.