Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi menghadiri upacara pentahbisan enam orang diakon menjadi pastor atau imam Katolik yang dihadiri sebanyak 1.800 umat dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan beberapa dari daerah Kalimantan yang diselenggarakan di salah datu hotel di Kendari, Kamis malam.

Keenam Diakon tersebut ditahbis oleh Keuskupan Agung Makassar, Mgr Johanes Liku Ada. Ke-enam Pastor tersebut yaitu Pastor Jaya Hilarius, Pastor Tirta Yianto, Pastor Raymond Kahya, Pastor Gregory Uamata, Pastor Thomas Tampang, dan Pastor Gregorius Marlan.

Gubernur Sultra, Ali Mazi saat memberikan sambutan mengatakan terimakasih kepada Uskup Keuskupan Agung Makassar telah memilih Kota Kendari sebagai tempat pentahbisan keenam pastor tersebut.

"Tentu hal ini merupakan suatu kebanggaan dan penghormatan bagi Kota Kendari, dan Provinsi Sulawesi Tenggara dipilih untuk kegiatan kegaaman ini," kata Ali Mazi saat memberikan sambutan.

Ali Mazi juga mengatakan masyarakat di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara terdiri dari berbagai latar belakang, baik suku, agama, budaya maupun ras, namun menurutnya perbedaan agama dan keyakinan bukan penghalang dan kendala dalam upaya mewujudkan nilai-nilai persaudaraan kehidupan secara majemuk.

"Masyarakat Indonesia diwarnai kehidupan secara paralel. Dalam keberlangsungan bangsa Indonesia agama berperan dalam membangun tata kehidupan dalam berbangsa dan bernegara peran yang dimaksud adalah pembentukan moral bangsa dan sebagai motivasi, solidaritas serta persatuan dan kesatuan bangsa," kata Ali Mazi.

Dalam kesempatan itu, Ali Mazi, mengucapkan selamat kepada Imam Katolik yang baru saja ditahbiskan. Ia berharap kepada pastor baru yang ditahbiskan untuk dapat berkomitmen menjaga keutuhan bangsa, dengan menggerakkan umat dan terus menguat kesatuan sekaligus menjalin relasi dengan umat beragama lainnya. Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi (ketiga kanan), bersama Keuskupan Agung Makassar, Mgr Johanes Liku Ada (keempat kanan), saat menghadiri acara pentahbisan Pastor di Kendari. (ANTARA/Harianto)

Di tempat yang sama , Keuskupan Agung Makassar, Mgr Johanes Liku Ada, juga mengucapkan selamat kepada Imam yang baru ditahbiskan, dan terima kasih kepada orang tua ke-enam imam Katolik yang baru ditahbiskan.

"Kegiatan ini memang merupakan agenda internal gereja, tetapi berterimakasih kepada pemerintah daerah dan forum komunikasi pimpinan daerah yang telah turut memperhatikan kegiatan ini, karena ini wujud dari Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

Sealin itu, Keuskupan Agung Makassar, Mgr Johanes Liku Ada juga menjelaskan pentahbisan imam itu ada tiga bagian pokok, ibada Sabda, ibadah tahbisan dan ibadah ekaristi.

"Bagian sabda itu umat mendengarkan firman dari kitab ibadah itu sendiri yang berkaitan dengan pentahbisan imam itu sendiri, dasar kedua bagian pentahbisan itu sendiri pemanggilan calon lalu kemudian orang tua dari para calon menyerahkan putera mereka pada gereja,dan sejak saat itu mereka bukan lagi milik orang tua tapi milik gereja," jelasnya.

"Lalu uskup mengadakan penelitian dan penyelidikan dengan pertanyaan pokok diantaranya menyangkut kesediaan calon untuk menerima tugas ada tiga pewarta sabda Allah untuk menyelamatkan manusia, kedua menyangkut kesediaan untuk membuat umat percaya dan setia pada sabda Allah, ketiga tugas untuk mempesatukan atau menggembalakan umat," tambahnya.

Untuk diketahui, keenam Pastor yang baru ditabbis itu akan ditugaskan di wilayah pelayanan Keuskupan Agung Makassar yang mencakup tiga provinsi diantaranya Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.

Kegiatan pentahbisan ini selain dihadiri Gubernur Sultra Ali Mazi dan forkopimda, juga dihadiri kelompok Cipayung Plus Kota Kendari yaitu GMKI, PMKRI, PMII, HMI, IMM, GMNI, LMND, dan KMHDI.
 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024