Kendari (ANTARA) - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dharma Barata Kendari bersama Akademi Manajemen Informatika Dan Komputer (AMIK) Global Kendari menggelar wisuda sarjana dan diploma tahun 2019 yang  dihadiri langsung oleh Kabag SDPT LL DIKTI Wilayah IX Sulawesi, Ichsan Kasnul Faraby, S. Sos., M. Si , bertempat di ihotel Plaza inn Kendari, Selasa.

Ketua STIE Dharma Barata Kendari, Dwi Kartika Prananingrum,  SE.,  M.E., Ak, mengatakan wisuda ini diikuti oleh 44 peserta yang berasal dari STIE Dharma Barata sebanyak 24 peserta terdiri dari AMIK Global sebanyak 20 peserta.

"Dua lembaga pendidikan ini berada dalam satu naungan yayasan. Alhamdulillah, semua sarjana yang kami wisuda hari ini rata-rata sudah bekerja, baik di perusahaan maupun di lembaga pemerintahan," katanya.

Disebutkan, sebanyak 6 wisudawan berhasil memperoleh predikat lulusan terbaik, 3 wisudawan STIE Dharma Barata yang mendapatkan gelar wisudawan terbaik diantaranya Ninang Pratama kelahiran Kendari, 27 september 1997 dengan IPK 3,64 , Kesya Ute Pabiaran, kelahiran Marinding 2 Desember 1993 dengan IPK 3,55 dan Ida Ayu Gede Putranti, kelahiran Tridanamulya 8 Mei 1988 dengan IPK 3,74.

Sedangkan untuk AMIK Global juga mecetak 3 wisudawan terbaik diantaranya Astriyani, kelahiran Lamonea 7 November 1999 dengan IPK 3,76,  Dian Setiawati kelahiran Kendari 9 Februari 1997 dengan IPK 3,77 dan Abd Rahman Wahid kelahiran Kupang 16 November 1996 dengan IPK 3.89.

Dalam kesempatan itu, Dwi Kartika juga menyampaikan bahwa STIE Dharma Barata Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menggratiskan atau membebaskan pembayaran SPP bagi 250 mahasiswa baru kurang mampu atau mahasiswa miskin yang ingin menempuh pendidikan di kampus tersebut.

"Mereka kami gratiskan untuk pembayaran SPP sampai menyelesaikan studi," kata Dwi Kartika Prananingrum.

Dikatakan, kebijakan itu sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pihak STIE Dharma Barata atau yayasan yang menaungi STIE Dharma Barata dan AMIK Global terhadap warga yang ingin menempuh pendidikan tetapi terkendala dengan biaya.

"Kami masih membuka peluang untuk 250 mahasiswa baru kurang mampu hingga September mendatang, karena perkuliahan awal untuk mahasiswa baru dimulai Oktober tahun ini," katanya.

Menurut Dwi Kartika, mahasiswa hanya dibebankan uang pendaftaran Rp200 ribu dan uang iuran Rp125 ribu setiap bulan, sedangkan uang SPP yang senilai Rp1,5 juta per semester digeratiskan khusus yang kurang mampu dan dibuktikan dengan keterangan dari pemerintah setempat.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024