Sorowako (ANTARA) - PT Vale Indonesia Tbk membina warga Desa Nikkel, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan untuk membudidayakan 130 jenis tanaman herbal.
Social Development Program (SDP) Officer PT Vale, Iskandar Ismail mengatakan, pembudidayaan tersebut sebagai alternatif pengobatan bagi masyarakat, selain harus berobat ke rumah sakit.
"Kami melihat pemanfaatan herbal ini sebagai salah satu solusi untuk membantu masyarakat jika ada yang sakit, maka kami datangkan konsultan untuk melihat dan mengasessment terkait masalah-masalah itu, sehingga lahirlah program toga herbal ini," kata Iskandar Ismail di Sorowako, Sabtu.
Iskandar juga menjelaskan bibit di toga itu awalnya dibuat pembibitan di BP3K yang dikumpul dari sebagai daerah se-Indonesia.
"Sumber-sumber bibit tanaman obat dikumpul, dan kemudian dikembangkan, setelah besar disebar ke semua desa disepuluh titik, namun yang bertahan hanya desa Nikkel ini," ujar Iskandar.
Untuk meyakinkan herbal tersebut benar-benar aman dan bermanfaat bagi kesehatan, pihak PT Vale meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan untuk mengasessment, dan hasil uji coba menyatakan bahwa herbal tersebut aman bagi kesehatan.
Kepala Desa Nikkel, Basar Jalali Tosalili mengatakan, dirinya bersama ibu-ibu di desa itu termotivasi untuk memanfaatkan sebuah lahan tempat sampah untuk membudidayakan tanaman herbal, dan setelah bersih pihak PT Vale melihat, kemudian memberikan bantuan berupa pupuk.
"Dulu kami tidak ada sama sekali perencanaan untuk memanfaatkan lahan ini, karena lahan ini lahan tidur, lahan kotor, lahan bau, jadi disini dulu banyak sapi yang berkeliaran, lalu kemudian saya termotivasi untuk memanfaatkan lahan ini, dan tanaman herbal yang saya pikirkan," kata Basar Jalali Tosalili, di Sorowako, Sabtu.
Social Development Program (SDP) Officer PT Vale, Iskandar Ismail, bersama Kepala Desa Nikkel, Basar Jalali Tosalili. (Foto ANTARA/Harianto)
Basar juga menjelaskan, toga tersebut dibuka sejak tahun 2016 lalu. Dan diisi sebanyak 130 jenis tanaman herbal yang dibudidayakan seperti Bawang Dayak, Sambiloto, Pinang Buri, Pucuk Kuda, dan Nanas Kerang yang paling banyak diminati karena sebagai obat TBC.
"Salah satu jenis seperti Nanas Kerang itu khasiatnya untuk menghilangkan dahak TBC. Alhamdulillah sudah ada yang mencobanya, dan herbal yang dibudidayakan disini sudah dipercayai oleh masyarakat. Kami juga kadang-kadang buka posyandu herbal dengan menghadirkan dokter spesialis herbal," jelasnya.
Toga herbal tersebut telah dikunjungi dari berbagai daerah baik pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, PT Freeport Indonesia saat mwneliti nikel di daerah itu, Kementerian Kesehatan dan Kemendagri.
Social Development Program (SDP) Officer PT Vale, Iskandar Ismail mengatakan, pembudidayaan tersebut sebagai alternatif pengobatan bagi masyarakat, selain harus berobat ke rumah sakit.
"Kami melihat pemanfaatan herbal ini sebagai salah satu solusi untuk membantu masyarakat jika ada yang sakit, maka kami datangkan konsultan untuk melihat dan mengasessment terkait masalah-masalah itu, sehingga lahirlah program toga herbal ini," kata Iskandar Ismail di Sorowako, Sabtu.
Iskandar juga menjelaskan bibit di toga itu awalnya dibuat pembibitan di BP3K yang dikumpul dari sebagai daerah se-Indonesia.
"Sumber-sumber bibit tanaman obat dikumpul, dan kemudian dikembangkan, setelah besar disebar ke semua desa disepuluh titik, namun yang bertahan hanya desa Nikkel ini," ujar Iskandar.
Untuk meyakinkan herbal tersebut benar-benar aman dan bermanfaat bagi kesehatan, pihak PT Vale meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan untuk mengasessment, dan hasil uji coba menyatakan bahwa herbal tersebut aman bagi kesehatan.
Kepala Desa Nikkel, Basar Jalali Tosalili mengatakan, dirinya bersama ibu-ibu di desa itu termotivasi untuk memanfaatkan sebuah lahan tempat sampah untuk membudidayakan tanaman herbal, dan setelah bersih pihak PT Vale melihat, kemudian memberikan bantuan berupa pupuk.
"Dulu kami tidak ada sama sekali perencanaan untuk memanfaatkan lahan ini, karena lahan ini lahan tidur, lahan kotor, lahan bau, jadi disini dulu banyak sapi yang berkeliaran, lalu kemudian saya termotivasi untuk memanfaatkan lahan ini, dan tanaman herbal yang saya pikirkan," kata Basar Jalali Tosalili, di Sorowako, Sabtu.
Basar juga menjelaskan, toga tersebut dibuka sejak tahun 2016 lalu. Dan diisi sebanyak 130 jenis tanaman herbal yang dibudidayakan seperti Bawang Dayak, Sambiloto, Pinang Buri, Pucuk Kuda, dan Nanas Kerang yang paling banyak diminati karena sebagai obat TBC.
"Salah satu jenis seperti Nanas Kerang itu khasiatnya untuk menghilangkan dahak TBC. Alhamdulillah sudah ada yang mencobanya, dan herbal yang dibudidayakan disini sudah dipercayai oleh masyarakat. Kami juga kadang-kadang buka posyandu herbal dengan menghadirkan dokter spesialis herbal," jelasnya.
Toga herbal tersebut telah dikunjungi dari berbagai daerah baik pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, PT Freeport Indonesia saat mwneliti nikel di daerah itu, Kementerian Kesehatan dan Kemendagri.