Kendari (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis diprediksi melemah seiring pemangkasan proyeksi ekonomi lima negara ASEAN, termasuk Indonesia, oleh Dana Moneter Internasional (IMF).
Pada pukul 10.27 WIB, rupiah bergerak menguat 12 poin atau 0,09 persen menjadi Rp13.985 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.997 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis, mengatakan, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN oleh IMF disebabkan ekonomi dan perdagangan global yang diperkirakan melambat.
"Perang dagang AS-China dan Brexit dengan tanpa kesepakatan membuat volume perdagangan dunia akan turun, begitu pun pertumbuhan ekonomi juga akan melambat," ujar Lana.
Baca juga: Ekonomi Indonesia tetap positif di tengah ketidakpastian global
IMF dalam Laporan edisi Juli 2019 memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina, untuk tahun 2019 sebesar 5 persen dari sebelumnya 5,1 persen dan untuk tahun 2020 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen, dengan pertimbangan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,2 persen di tahun 2019 dan membaik di tahun 2020 menjadi 3,5 persen, walaupun kedua proyeksi tersebut merupakan revisi turun dari proyeksi sebelumnya.
Lana memperkirakan hari ini secara teknikal rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp14.000 per dolar AS sampai Rp14.030 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.986 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.011 per dolar AS.
Baca juga: Harga cabai rawit merah melonjak tembus Rp78.000/Kg
Baca juga: Pasca terpilihnya perdana menteri Inggris, Rupiah melemah 37 poin
Baca juga: DPRD sebut aksi begal karena alasan ekonomi
Pada pukul 10.27 WIB, rupiah bergerak menguat 12 poin atau 0,09 persen menjadi Rp13.985 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.997 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis, mengatakan, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN oleh IMF disebabkan ekonomi dan perdagangan global yang diperkirakan melambat.
"Perang dagang AS-China dan Brexit dengan tanpa kesepakatan membuat volume perdagangan dunia akan turun, begitu pun pertumbuhan ekonomi juga akan melambat," ujar Lana.
Baca juga: Ekonomi Indonesia tetap positif di tengah ketidakpastian global
IMF dalam Laporan edisi Juli 2019 memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina, untuk tahun 2019 sebesar 5 persen dari sebelumnya 5,1 persen dan untuk tahun 2020 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen, dengan pertimbangan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,2 persen di tahun 2019 dan membaik di tahun 2020 menjadi 3,5 persen, walaupun kedua proyeksi tersebut merupakan revisi turun dari proyeksi sebelumnya.
Lana memperkirakan hari ini secara teknikal rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp14.000 per dolar AS sampai Rp14.030 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.986 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.011 per dolar AS.
Baca juga: Harga cabai rawit merah melonjak tembus Rp78.000/Kg
Baca juga: Pasca terpilihnya perdana menteri Inggris, Rupiah melemah 37 poin
Baca juga: DPRD sebut aksi begal karena alasan ekonomi