Kendari (ANTARA) - Jalan trans Sulawesi yang amblas di Kecamatan Sampara atau bersampingan dengan Sungai Pohara di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sutran) terhitung Kamis (4/7), sudah bisa dilalui bagi kendaraan roda empat dengan muatan terbatas.
Kepala Balai BPJN XXI Kendari, Sulawesi Tenggara, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yohanis Tulak Todingrara di Kendari mengatakan kondisi jalan yang amblas akibat hujan yang melanda beberapa wilayah kabupaten kota di Sultra pada (1/7) secara perlahan sudah bisa dilalui meskipun bagi setiap pengguna jasa angkutan harus tetap berhati-hati saat melintas di kawasan itu.
"Syukurlah, mulai saat ini secara bertahap sudah bisa dilalui dengan mobil muatan kecil. Bagi kendaraan truk pun bisa melintas dengan tanpa muatan," ujarnya.
Ia mengatakan, adanya pelambatan penanganan jalan di wilayah yang amblas itu disebabkan ada galian pipa PDAM yang masih dalam proses pekerjaan, sehingga harus menunggu pemulihan untuk penimbunan jalan di bagian sebelah jalan itu.
Amblasnya jalan Trans Sulawesi di Kelurahan Rawua, Kecamatan Sampara, itu menjadi perhatian seluruh masyarakat karena merupakan satu-satunya jalur transportasi roda empat dari arah Konawe Utara menuju Kota Kendari.
Ia mengatakan, pasca-amblasnya jalan trans Sulawesi akibat abrasi sungai Konaweha, untuk kendaraan roda dua, masih bisa melalui jalan tersebut, namun harus ekstra hati-hati, karena kondisi jalan licin dan berlumpur.
Mengantisipasi kemacetan, pihak kepolisian bersama instansi terkait mengalihkan kendaraan dari Kota Kendari ke arah Bandara Halu Oleo, memutar di Kabupaten Konawe Selatan.
Alat berat di lokasi amblasnya jalan trans di Sampara masih terus bekerja mengangkat pipa PDAM yang rusak. (foto ANTARA/
Hasil pantauan di lokasi, untuk kendaraan bermuatan lebih dari 10 ton ke atas dari arah Kolaka dialihkan ke Kecamatan Lambuya, kemudian melewati Kecamatan Motaha, Kabupaten Konawe Selatan, menuju jalur Bandara Halu Oleo.
Keterangan dari masyarakat setempat bernama Rustam Tombili, bahwa amblesnya jalan Trans Sulawesi itu diakibatkan karena tergerus air Sungai Pohara, yang berada tepat di sampingnya, dan kondisi itu sudah berlangsung cukup lama.
Kepala Balai BPJN XXI Kendari, Sulawesi Tenggara, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yohanis Tulak Todingrara di Kendari mengatakan kondisi jalan yang amblas akibat hujan yang melanda beberapa wilayah kabupaten kota di Sultra pada (1/7) secara perlahan sudah bisa dilalui meskipun bagi setiap pengguna jasa angkutan harus tetap berhati-hati saat melintas di kawasan itu.
"Syukurlah, mulai saat ini secara bertahap sudah bisa dilalui dengan mobil muatan kecil. Bagi kendaraan truk pun bisa melintas dengan tanpa muatan," ujarnya.
Ia mengatakan, adanya pelambatan penanganan jalan di wilayah yang amblas itu disebabkan ada galian pipa PDAM yang masih dalam proses pekerjaan, sehingga harus menunggu pemulihan untuk penimbunan jalan di bagian sebelah jalan itu.
Amblasnya jalan Trans Sulawesi di Kelurahan Rawua, Kecamatan Sampara, itu menjadi perhatian seluruh masyarakat karena merupakan satu-satunya jalur transportasi roda empat dari arah Konawe Utara menuju Kota Kendari.
Ia mengatakan, pasca-amblasnya jalan trans Sulawesi akibat abrasi sungai Konaweha, untuk kendaraan roda dua, masih bisa melalui jalan tersebut, namun harus ekstra hati-hati, karena kondisi jalan licin dan berlumpur.
Mengantisipasi kemacetan, pihak kepolisian bersama instansi terkait mengalihkan kendaraan dari Kota Kendari ke arah Bandara Halu Oleo, memutar di Kabupaten Konawe Selatan.
Hasil pantauan di lokasi, untuk kendaraan bermuatan lebih dari 10 ton ke atas dari arah Kolaka dialihkan ke Kecamatan Lambuya, kemudian melewati Kecamatan Motaha, Kabupaten Konawe Selatan, menuju jalur Bandara Halu Oleo.
Keterangan dari masyarakat setempat bernama Rustam Tombili, bahwa amblesnya jalan Trans Sulawesi itu diakibatkan karena tergerus air Sungai Pohara, yang berada tepat di sampingnya, dan kondisi itu sudah berlangsung cukup lama.