Konawe Utara (ANTARA) - Akibat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur daerah Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak 2 Juni 2019, jumlah pengungsi bertambah jadi 9.609 jiwa yang sebelumnya jumlah pengungsi sebelumnya 8.489 jiwa dan 370 unit rumah hanyut terseret arus.
Berdasarkan data terbaru Pemkab Konawe Utara, BPBD dan Tim SAR, pada Jumat 21 Juni 2019, jumlah terdampak banjir di Kabupaten Konawe Utara juga bertambah yang sebelumnya 18.489 jiwa, kini menjadi 18.765 jiwa dan jumlah pengungsi yang sebelumnya 2.207 KK/8.489 jiwa kini juga bertambah menjadi 2.502 KK/9.609 jiwa.
Warga yang terdampak banjir itu, tersebar di 7 kecamatan se Kabupaten Konawe Utara, di antaranya Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Landawe, Kecamatan Langkikima, Kecamatan Oheo, Kecamatan Wiwirano dan Kecamatan Motui yang terbagi di 46 desa dan empat kelurahan.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin mengungkapkan saat ini kondisi banjir di Konawe Utara sudah mulai surut, namun ia belum mengizinkan warganya untuk kembali ke rumah demi keamanan warganya.
"Banjir sudah mulai surut namun sewaktu-waktu masih bisa turun hujan, sehingga saya mengintruksikan kepada warga untuk hanya memberisihkna lingkungan dan rumahnya yang dibantu TNI dan Polri, tetapi saya belum izikan untuk kembali ke rumah," jelasnya.
Ia menambahkan akan selalu mengoptimalkan konsumsi bagi warga yang ada di tenda pengungsi maupun yang mengungsi di rumah keleuarganya.
"Alhamdulillah, selama ini kami optimalkan mulai dari bahan makanan, kita buka dapur umum, kemudian ada saudara kita yang mengungsi di keluarganya, kami tetap menyediakan bahan makanan," lanjut Ruksamin.
Selain itu, menurutnya jalan Trans Sulawesi antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah sudah dapat dilalui baik roda dua mupun roda empat.
"Ada beberapa daerah di kecamatan yang terdampak, seperti Kecamatan Langkikima yang tidak bisa bergerak ke kiri maupun ke Kanan, namun kami tetap menyiapkan bahan makanan, maupun gas, dan kebutuhan air bersih," terangnya.
Akibat banjir tersebut, sejumlah bangunan fasilitas umum, ikut terendam sehingga tidak dapat difungsikan
"Beberapa bangunan fasilitas umum, seperti jembatan 4 unit hanyut, kemudian 4 unit jembatan lainnya terendam dan tidak bisa di akses, termasuk jembatan penghubung Sultra-Sulteng putus akibat banjir," kata dia.
Sementara bangunan fasilitas kesehatan, diantaranya 4 puskesmas, 3 Pustu, dan 1 unit gudang obat ikut terendam banjir, 3 pasar tradisional dan 1 ruas jalan Trans Sulawesi, termasuk 10 unit bangunan SD, 3 unit bangunan SMP dan 17 unit bangunan TK juga tidak bisa difungsikan.
Berdasarkan data terbaru Pemkab Konawe Utara, BPBD dan Tim SAR, pada Jumat 21 Juni 2019, jumlah terdampak banjir di Kabupaten Konawe Utara juga bertambah yang sebelumnya 18.489 jiwa, kini menjadi 18.765 jiwa dan jumlah pengungsi yang sebelumnya 2.207 KK/8.489 jiwa kini juga bertambah menjadi 2.502 KK/9.609 jiwa.
Warga yang terdampak banjir itu, tersebar di 7 kecamatan se Kabupaten Konawe Utara, di antaranya Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Landawe, Kecamatan Langkikima, Kecamatan Oheo, Kecamatan Wiwirano dan Kecamatan Motui yang terbagi di 46 desa dan empat kelurahan.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin mengungkapkan saat ini kondisi banjir di Konawe Utara sudah mulai surut, namun ia belum mengizinkan warganya untuk kembali ke rumah demi keamanan warganya.
"Banjir sudah mulai surut namun sewaktu-waktu masih bisa turun hujan, sehingga saya mengintruksikan kepada warga untuk hanya memberisihkna lingkungan dan rumahnya yang dibantu TNI dan Polri, tetapi saya belum izikan untuk kembali ke rumah," jelasnya.
Ia menambahkan akan selalu mengoptimalkan konsumsi bagi warga yang ada di tenda pengungsi maupun yang mengungsi di rumah keleuarganya.
"Alhamdulillah, selama ini kami optimalkan mulai dari bahan makanan, kita buka dapur umum, kemudian ada saudara kita yang mengungsi di keluarganya, kami tetap menyediakan bahan makanan," lanjut Ruksamin.
Selain itu, menurutnya jalan Trans Sulawesi antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah sudah dapat dilalui baik roda dua mupun roda empat.
"Ada beberapa daerah di kecamatan yang terdampak, seperti Kecamatan Langkikima yang tidak bisa bergerak ke kiri maupun ke Kanan, namun kami tetap menyiapkan bahan makanan, maupun gas, dan kebutuhan air bersih," terangnya.
Akibat banjir tersebut, sejumlah bangunan fasilitas umum, ikut terendam sehingga tidak dapat difungsikan
"Beberapa bangunan fasilitas umum, seperti jembatan 4 unit hanyut, kemudian 4 unit jembatan lainnya terendam dan tidak bisa di akses, termasuk jembatan penghubung Sultra-Sulteng putus akibat banjir," kata dia.
Sementara bangunan fasilitas kesehatan, diantaranya 4 puskesmas, 3 Pustu, dan 1 unit gudang obat ikut terendam banjir, 3 pasar tradisional dan 1 ruas jalan Trans Sulawesi, termasuk 10 unit bangunan SD, 3 unit bangunan SMP dan 17 unit bangunan TK juga tidak bisa difungsikan.