Kendari (ANTARA) - Jalur menuju lokasi banjir di daerah Kabupaten Konawe Utara tersendat akibat banjir luapan dari sungai Pohara, di desa Andadowi, Kecamatan Pohara, kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa.
Akibatnya sejumlah kendaraan roda dua ataupun roda empat harus mengantre hingga 1 kilometer, karena jalur tersebut sedang dalam proses berbaikan dengan menutup lubang yang menjadi genangan air dengan plat seng menggunakan eksapator.
Berdasarkan pantauan Antara, tersendatnya jalanan akibat adanya jalan yang berlubang dan berada dekat dengan sungai Pohara di desa itu, akibatnya luapan sungai tersebut menggenangi daerah itu, sehingga tidak bisa di lalui oleh kendaraan roda dua.
Jalur tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan besar seperti treck dan kendaraan double cabin, sementara untuk kendaraan roda dua dan minibus harus menggunakan pincara dengan biaya Rp15 ibu rupiah utuk roda dua dan Rp200 ribu untuk minibus, sementara untuk orang Rp10 ribu.
Berdasarkan keterangan dari warga setempat, Fajrun (23), mengatakan, kendaraan yang mengantri untuk melintasi jalur tersebut sudah terjadi pada tanggal 10 Juni kemarin.
"Antrian ini sudah berlangsung sejak kemarin pukul 08.00 wita, antrian sudah lebih dari 24 jam, tapi kalau untuk roda dua bisa naik pincara, dan mobil trek bisa lewat, sementara untuk mobil kecil dan roda dua harus naik pincara", katanya, Selasa (11/06/19).
Senda dengan Fatur (35) warga yang bekerja di tambang Morosi. Dirinya harus menyerah picara untuk melintasi jalur tersebut.
"Untuk bisa lewati jalan itu, saya harus sewa pincara, karena tidak bisa jika hanya melintas begitu saja," terangnya.
Terlihat Kepala desa Andadowi, Andika turut membantu masyakat yang akan melintas di daerah tersebut.
Baca juga: Warga sukarela kawal kendaraan yang melintas di daerah banjir
Baca juga: Bhayangkari Polda Sultra salurkan bantuan korban banjir sungai Wanggu
"Kami bersama Kepolisian, Babinsa dan masyrakat membantu masrakat untuk melewati jalur ink,". Kata Andika.
Andika juga mengatakan Kondisi tersebut sudah berlangsung kurang lebih 24 jam dan kondisi tersebut merupakan puncak naiknya volume air.
Baca juga: Banjir di Konawe Utara, Dinkes turunkan medis dan obat-obatan di Konawe Utara
Akibatnya sejumlah kendaraan roda dua ataupun roda empat harus mengantre hingga 1 kilometer, karena jalur tersebut sedang dalam proses berbaikan dengan menutup lubang yang menjadi genangan air dengan plat seng menggunakan eksapator.
Berdasarkan pantauan Antara, tersendatnya jalanan akibat adanya jalan yang berlubang dan berada dekat dengan sungai Pohara di desa itu, akibatnya luapan sungai tersebut menggenangi daerah itu, sehingga tidak bisa di lalui oleh kendaraan roda dua.
Jalur tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan besar seperti treck dan kendaraan double cabin, sementara untuk kendaraan roda dua dan minibus harus menggunakan pincara dengan biaya Rp15 ibu rupiah utuk roda dua dan Rp200 ribu untuk minibus, sementara untuk orang Rp10 ribu.
Berdasarkan keterangan dari warga setempat, Fajrun (23), mengatakan, kendaraan yang mengantri untuk melintasi jalur tersebut sudah terjadi pada tanggal 10 Juni kemarin.
"Antrian ini sudah berlangsung sejak kemarin pukul 08.00 wita, antrian sudah lebih dari 24 jam, tapi kalau untuk roda dua bisa naik pincara, dan mobil trek bisa lewat, sementara untuk mobil kecil dan roda dua harus naik pincara", katanya, Selasa (11/06/19).
Senda dengan Fatur (35) warga yang bekerja di tambang Morosi. Dirinya harus menyerah picara untuk melintasi jalur tersebut.
"Untuk bisa lewati jalan itu, saya harus sewa pincara, karena tidak bisa jika hanya melintas begitu saja," terangnya.
Terlihat Kepala desa Andadowi, Andika turut membantu masyakat yang akan melintas di daerah tersebut.
Baca juga: Warga sukarela kawal kendaraan yang melintas di daerah banjir
Baca juga: Bhayangkari Polda Sultra salurkan bantuan korban banjir sungai Wanggu
"Kami bersama Kepolisian, Babinsa dan masyrakat membantu masrakat untuk melewati jalur ink,". Kata Andika.
Andika juga mengatakan Kondisi tersebut sudah berlangsung kurang lebih 24 jam dan kondisi tersebut merupakan puncak naiknya volume air.
Baca juga: Banjir di Konawe Utara, Dinkes turunkan medis dan obat-obatan di Konawe Utara