Kendari (ANTARA) - Jalur Kabupaten Kolaka menuju Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, atau sebaliknya, pada "H+3" Lebaran 2019, terpaksa dialihkan ke jalur yang lain akibat banjir meluapnya bendungan Amorere di Kabupaten Konawe menyusul hujan yang turun sejak dua hari terakhir ini.
Berdasarkan pemantauan ANTARA di sepanjang jalur Kabupaten Kolaka hingga Kendari, Minggu, banjir akibat meluapnya bendungan Amurere menggenangi badan jalan setinggi 50 sentimeter hingga satu meter lebih.
Dalam kondisi normal dari Kabupaten Kolaka langsung ke Kabupaten Konawe dan Kota Kendari dengan melalui Labuya, tetapi karena kondisi jalan yang tergenang air maka arus balik dialihkan dari Labuya ke kiri menuju Konawe Selatan yang akhirnya masuk di jalan poros Haluoleo Kabupaten Konawe Selatan kemudian baru masuk Kota Kendari.
Jalur alternatif tersebut kondisinya memang sangat memprihatinkan karena jalannya dalam kondisi rusak, bahkan berlubang yang cukup dalam dan sempit. Ketika berpapasan, salah satu kendaraan harus berjalan pelan-pelan atau berhenti terlebih dulu untuk memberi kesempatan kepada kendaraan yang berpapasan untuk berjalan terlebih dulu.
Saat melintas di jalur alternatif tersebut, juga tidak memacu kendaraan pada kecepatan yang sedang ---sekitar 40 hingga 60 kilometer/jam-- karena jalan baru dua atau tiga kilometer akan menemui jalan yang rusak.
Akibat jalur jalan di sekitar bendungan Amorere meluap tersebut, kendaraan arus balik Lebaran baik roda dua atau empat tidak bisa melewati jalan sepanjang hampir 500 meter. Hanya kendaraan roda empat dengan bodi yang tinggi yang berani menerjang genangan air yang arusnya cukup deras tersebut.
Tetapi begitu mereka berhasil melintas jalan yang tergenang air terpaksa berhenti di jalan-jalan karena kondisi jalan yang mulai tergerus oleh air. "Setelah bisa melalui genangan air tersebut khusus kendaraan roda empat tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan karena jalan di pertigaan yang tergerus air," kata seorang pengendara roda dua dari Kota Kendari menuju Kolaka.
Banjir yang menggenangi badan jalan di Amorere Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. ternya membawa berkah bagi warga setempat karena mereka membantu mengangkat kendaraan roda dua melintasi genangan air. Satu kendaraan roda dua yang dipikul empat orang ditawarkan harga Rp30 ribu hingga Rp40 ribu. (foto Antara/Hernawan)
Ternyata musibah banjir yang menggenangi jalur Kabupaten Kolaka-Kendari di Kabupaten Konawe tersebut membawa rezeki bagi warga setempat karena mereka memanfaatkan kondisi itu untuk meraup rezeki sebagai pengangkut kendaraan, khususnya roda dua dengan cara dipanggul.
Satu kendaraan roda dua dipikul empat orang dengan berjalan menerjang air. Mereka mematok jasa antara Rp30 ribu hingga Rp40 ribu dari awal genangan air menuju ke batas genangan air. Kemudian ada yang memanfaatkan perahu untuk mengangkut kendaraan roda dua beserta penumpangnya.
Sampai kini arus lalu lintas antara Kabupaten Kolaka-Kota Kendari masih tersendat terutama di jalur utama sehingga jalur alternatif ramai dilalui kendaraan arus balik.
Berdasarkan pemantauan ANTARA di sepanjang jalur Kabupaten Kolaka hingga Kendari, Minggu, banjir akibat meluapnya bendungan Amurere menggenangi badan jalan setinggi 50 sentimeter hingga satu meter lebih.
Dalam kondisi normal dari Kabupaten Kolaka langsung ke Kabupaten Konawe dan Kota Kendari dengan melalui Labuya, tetapi karena kondisi jalan yang tergenang air maka arus balik dialihkan dari Labuya ke kiri menuju Konawe Selatan yang akhirnya masuk di jalan poros Haluoleo Kabupaten Konawe Selatan kemudian baru masuk Kota Kendari.
Jalur alternatif tersebut kondisinya memang sangat memprihatinkan karena jalannya dalam kondisi rusak, bahkan berlubang yang cukup dalam dan sempit. Ketika berpapasan, salah satu kendaraan harus berjalan pelan-pelan atau berhenti terlebih dulu untuk memberi kesempatan kepada kendaraan yang berpapasan untuk berjalan terlebih dulu.
Saat melintas di jalur alternatif tersebut, juga tidak memacu kendaraan pada kecepatan yang sedang ---sekitar 40 hingga 60 kilometer/jam-- karena jalan baru dua atau tiga kilometer akan menemui jalan yang rusak.
Akibat jalur jalan di sekitar bendungan Amorere meluap tersebut, kendaraan arus balik Lebaran baik roda dua atau empat tidak bisa melewati jalan sepanjang hampir 500 meter. Hanya kendaraan roda empat dengan bodi yang tinggi yang berani menerjang genangan air yang arusnya cukup deras tersebut.
Tetapi begitu mereka berhasil melintas jalan yang tergenang air terpaksa berhenti di jalan-jalan karena kondisi jalan yang mulai tergerus oleh air. "Setelah bisa melalui genangan air tersebut khusus kendaraan roda empat tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan karena jalan di pertigaan yang tergerus air," kata seorang pengendara roda dua dari Kota Kendari menuju Kolaka.
Ternyata musibah banjir yang menggenangi jalur Kabupaten Kolaka-Kendari di Kabupaten Konawe tersebut membawa rezeki bagi warga setempat karena mereka memanfaatkan kondisi itu untuk meraup rezeki sebagai pengangkut kendaraan, khususnya roda dua dengan cara dipanggul.
Satu kendaraan roda dua dipikul empat orang dengan berjalan menerjang air. Mereka mematok jasa antara Rp30 ribu hingga Rp40 ribu dari awal genangan air menuju ke batas genangan air. Kemudian ada yang memanfaatkan perahu untuk mengangkut kendaraan roda dua beserta penumpangnya.
Sampai kini arus lalu lintas antara Kabupaten Kolaka-Kota Kendari masih tersendat terutama di jalur utama sehingga jalur alternatif ramai dilalui kendaraan arus balik.