Wanggudu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan sejumlah warga yang tinggal di pengungsian akibat banjir yang melanda daerah itu sejak 2 Juni kini mulai diserang penyakit diare.

"Kalau pengungsi sudah ada sebagian yang sakit. Utamanya penyakit diare, karena air dan segala macam,” kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Djasmiddin, dari Wanggudu, Minggu.

Dikatakan, kurangnya pasokan air bersih menjadi salah satu penyebab warga pengungsi mengeluhkan rasa sakit perut atau terserang diare.

"Armada kita untuk menyuplai air bersih terbatas, hanya tersedia satu armada mobil tangki milik Dinas Lingkungan Hidup," katanya.

Ia berharap, ads pihak lain yang bisa membantu armada angkut air bersih, karena warga pengungsian sangat membutuhkan pasokan air termasuk selimut.

"Untuk menangani hal ini, Bupati Konawe Utara, Ruksamin, sudah minta ke Kepala BNPB Sultra untuk dikirimkan mobil tangki," katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, menyebutkan bahwa titik lokasi banjir di daerah itu terus meluas hingga saat ini mencapai 13 desa.

Dikatakan, 13 titik yang terendam banjir yakni di Desa Tambakua, Langgiwo, Polora Indah, Sabandete, Mopute, Longeo, Tapuwatu, Walalindu, Alawanggudu, Puuwanggudu, Labungga, Laronanga dan Kelurahan Lino Moio.

Ke 13 desa tersebut berada di Kecamatan Langgikima, Asera, Oheo, Landawe, dan Andowia.

Sedangkan warga yang mengungsi mencapai 4.089 jiwa.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024