Kendari (ANTARA) - Ketua Karang Taruna Kendari, Jabar Al Jufri meninjau lokasi pengungsian korban banjir akibat meluapnya Sungai Wanggu di kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (3/6/19), menyayangkan tidak didirikan tenda darurat.

Dalam kunjungannya, Al Jufri mengatakan, tempat pengungsian di daerah sekitar Sungai Wanggu tersebut khususnya di dalam area permukiman warga hanya terdapat satu titik lokasi pengungsian yaitu di sebuah masjid. Dia menyayangkan karena tidak didirikan tenda darurat di sekitar masjid.

"Ada sekitar 30 kepala keluarga yang mengungsi di masjid itu, sehingga masyarakat betul-betul sempit-sempitan di dalam karena tidak didirikannya tenda darurat di sekitar masjid," kata Al Jufri.

Dia juga mengatakan bahwa di dalam area titik pengungsian warga yang terkena dampak luapan Sungai Wanggu tersebut merupakan tempat jalur evakuasi utama ketika adanya bencana alam.

"Padahal di dalam itu notabene tempat jalur evakuasi utama ketika ada bencana alam, sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk tinggal tidak jauh dari rumah dan memilih tidak keluar di bagian jalan dengan alasan keamanan rumah," lanjutnya.

Selain itu, Al Jufri mengungkapkan, kendala yang dihadapi masyarakat adalah ketika ada bantuan, namun tidak semua bantuan itu sampai kepada masyarakat.

"Kami sangat menyayangkan tetika ada bantuan, seharusnya bantuan itu masuk ataupun keluar di satu pintu, akhirnya sekarang banyak warga yang mengeluh karena tidak semua mendapatkan bantuan, tapi bantuan itu lebih ke sistem kekeluargaan," jelasnya.

Al Jufri mengatakan, Karang Taruna berencana melakukan koordinsi dengan pihak pemerintah terkait peran Karang Taruna agar dapat mengambil peran dalam menangani korban bencana alam.

"Kami akan melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, agar Karang Taruna bisa mengambil peran besar dalam menangani korban bencana alam, salah satunya mengenai bantuan yang masuk, karang taruna akan mendata setiap korban bencana alam kemudian akan menyalurkan bantuan itu sesuai dengan data yang dimiliki," ujarnya.  

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024