Kendari (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Lukman Abunawas mengapresiasi kehadiran Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang diadakan Dinas Ketahanan Pangan provinsi yang diharapkan dapat membantu daya beli masyarakat berpenghasilan menengah kecil ke bawah dengan harga terjangkau
"Saya kira dengan adanya TTIC yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok berkualitas, bisa membantu warga kurang mampu yang datang membeli di tempat ini dengan harga yang jauh lebih murah dari harga di pasar-pasar," kata wagub Sultra saat meluncurkan TTIC yang berlokasi di kantor asset Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra yang juga dihadiri Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh dan Kadis Ketahanan Pangan Sultra, Amal Jaya di Kendari, Selasa.
Menurut wagub, kehadiran TTIC yang merupakan salah satu program Kementerian Pertanian, dimana memberi kesempatan berbelanja bagi masyarakat terhadap beberapa bahan pangan berkualitas dengan harga yang terjangkau.
"Kami harapkan dengan lounching TTIC kali ini masyarakat bisa datang menikmati belanja dengan beberapa jenis kebutuhan yang disediakan dari pihak distributor sebagai mitra untuk menyediakan berbagai produk pangan tersebut," ujarnya.
Kadis Ketahanan Pangan Sultra, Amal Jaya melaporkan bahwa TTIC merupakan sarana atau wadah dari gapoktan/supplier/produsen pangan laninya untuk pemasaran komoditas pangan hasil pertanian khususnya, beras, cabai merah, bawang merah dan bawang putih, daging sapi dan daging ayam yang diproduksi langsung dari pertanian serta komoditas pangan lainnya seperti gula pasir, terigu dan minyak goreng.
"Untuk tahap awal ini kami baru memasarkan enam jenis komoditi pangan yakni, beras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, telor, gula pasir dan susu yang merupakan kerjasama dengan produsen beras dan produsen sembako lainnya," ujar Amal.
Komoditas yang dijual TTIC harganya lebih murah daripada di pasaran. Beras medium dijual seharga Rp8 000/kg dalam kemasan 2 dan 5 kg, telur Rp12.000/10 butir, bawang merah Rp20.000/kg, bawang putih Rp18.000/kg, minyak goreng dalam kemasan Rp10.500 per kilogram dan susu kental manis Rp8.900 per kaleng serta beberapa produk keripitkpisang dan singkong dari hasil kerajinan ibu-ibu di kota Kendari.
TTIC kata Amal Jaya, merupakan induk dari Toko Tani Indonesia yang telah dilaksanakan kegiatannya sejak 2016. Sampai saat ini dinas ketahanan pangan Sultra telah membutuhkan delapan gapoktan pelaksana PUPM dengan mitra toko tani Indonesia sebanyak 16 TTIC yang masih aktif dan tersebar di enam kabupaten kota yakni kabupaten Konawe, Kolaka Timur, Kolaka, Konawe Selatan, Bombana dan Kota Baubau.
Kadis menambahkan, di tahun 2019 Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan telah meluncurkan TTIC di 14 provinsi se Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara.
"Saya kira dengan adanya TTIC yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok berkualitas, bisa membantu warga kurang mampu yang datang membeli di tempat ini dengan harga yang jauh lebih murah dari harga di pasar-pasar," kata wagub Sultra saat meluncurkan TTIC yang berlokasi di kantor asset Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra yang juga dihadiri Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh dan Kadis Ketahanan Pangan Sultra, Amal Jaya di Kendari, Selasa.
Menurut wagub, kehadiran TTIC yang merupakan salah satu program Kementerian Pertanian, dimana memberi kesempatan berbelanja bagi masyarakat terhadap beberapa bahan pangan berkualitas dengan harga yang terjangkau.
"Kami harapkan dengan lounching TTIC kali ini masyarakat bisa datang menikmati belanja dengan beberapa jenis kebutuhan yang disediakan dari pihak distributor sebagai mitra untuk menyediakan berbagai produk pangan tersebut," ujarnya.
Kadis Ketahanan Pangan Sultra, Amal Jaya melaporkan bahwa TTIC merupakan sarana atau wadah dari gapoktan/supplier/produsen pangan laninya untuk pemasaran komoditas pangan hasil pertanian khususnya, beras, cabai merah, bawang merah dan bawang putih, daging sapi dan daging ayam yang diproduksi langsung dari pertanian serta komoditas pangan lainnya seperti gula pasir, terigu dan minyak goreng.
"Untuk tahap awal ini kami baru memasarkan enam jenis komoditi pangan yakni, beras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, telor, gula pasir dan susu yang merupakan kerjasama dengan produsen beras dan produsen sembako lainnya," ujar Amal.
Komoditas yang dijual TTIC harganya lebih murah daripada di pasaran. Beras medium dijual seharga Rp8 000/kg dalam kemasan 2 dan 5 kg, telur Rp12.000/10 butir, bawang merah Rp20.000/kg, bawang putih Rp18.000/kg, minyak goreng dalam kemasan Rp10.500 per kilogram dan susu kental manis Rp8.900 per kaleng serta beberapa produk keripitkpisang dan singkong dari hasil kerajinan ibu-ibu di kota Kendari.
TTIC kata Amal Jaya, merupakan induk dari Toko Tani Indonesia yang telah dilaksanakan kegiatannya sejak 2016. Sampai saat ini dinas ketahanan pangan Sultra telah membutuhkan delapan gapoktan pelaksana PUPM dengan mitra toko tani Indonesia sebanyak 16 TTIC yang masih aktif dan tersebar di enam kabupaten kota yakni kabupaten Konawe, Kolaka Timur, Kolaka, Konawe Selatan, Bombana dan Kota Baubau.
Kadis menambahkan, di tahun 2019 Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan telah meluncurkan TTIC di 14 provinsi se Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara.