Kendari (Antaranews Sultra) - Beras varietas Mekongga yang mulai dikembangkan para petani di sejumlah sentra pertanian di Sulawesi Tenggara (Sultra) kini menjadi incaran warga kota Kendari.

Bahkan dari luar provinsi juga mulai menyukai beras jenis ini karena selain berasnya putih dan wangi juga rasa nasinya pulen.

Salah seorang pedagang beras di pasar sentra Baruga, Kendari, Rabu mengaku, harga beras Mekongga saat ini mencapai Rp10.000 per kilogram, atau sedikit lebih mahal dibanding dengan beras variatas lokal lain seperti Konawe, IR46 dan sejenisnya.

"Beras Mekongga harganya memang sedikit lebih mahal ketimbang beras lokal lainnya, karean varietasnya juga merupakan beras baru di Sulawesi Tenggara, sehingga wajar bila banyak disukai konsumen untuk kebutuhan sehar-hari," kata Kadis Pertanian Sultra, Muhammad Nasir.

Ia mnegatakan, produk beras Mekongga yang sudah masuk dalam kelompok beras unggul di Kementerian Pertanian melalui Balai Litbang Pertanian itu, selain dikembangkan petani di Sultra, juga sudah dilakukan uji coba penanaman di luar Sultra.

"Ada beberapa daerah di Tanah Air yang sudah mengembangkan padi varietas Mekongga ini, sebab dari enam kelompok padi unggul jensis ciherang di Indonesia, padi Mekongga salah satunya masuk di dalamnnya," kata Nasir.

Sementara itu salah seorang pedagang beras di Pasar Sentral Mandongga, Umar (45) mengatakan, keunggulan beras Mekongga sehingga banyak dicari konsumen karena harganya sedikit lebih murah namun kualitas berasnya justru hampir menyerupai beras kepala pandan wangi yang harganya di atas Rp12.500 -Rp13.000 per kilogram.

Sementara jenis beras lainnya seperti Ciliwung, Santana dijual bervariasi antara Rp9.500 per kilogram hingga Rp10.500 tergantuan dari kualitas serta bijiannya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024