Jakarta (Antaranews Sultra) - Lulus S2 dari Columbia University, menikah dan kini mengandung anak pertama di tahun yang sama menjadi berkah tersendiri untuk Tasya Kamila. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat Tasya luput dari hujatan warganet.
Tasya memiliki gelar S2 sebagai Master of Public Administration. Setelah lulus, ia langsung memutuskan menikah dan akan fokus untuk mempersiapkan persalinan serts mengurus anak.
Namun banyak warganet yang menilai jika apa yang sudah diraih oleh Tasya adalah hal yang sia-sia karena ilmunya tidak bisa digunakan di dunia kerja.
"Banyak yang nyinyir sih emang, katanya sia-sia S2 jauh-jauh tahunya cuma jadi ibu rumah tangga. Tapi memangnya kenapa kalau jadi ibu rumah tangga yang berpendidikan. Laki-laki dan perempuan kan punya hak yang sama untuk pendidikan," kata Tasya ditemui dalam acara peluncuran "Femometer Sensitif Ovutest Digital" di Jakarta, Selasa.
Menurut Tasya, kodrat seorang perempuan memang untuk mengurus keluarganya. Tapi bukan berarti tidak boleh sekolah hingga jenjang tertinggi.
Bagi Tasya tidak ada yang sia-sia dari yang ia lakukan kemarin. Hanya saja sekarang ini fokusnya untuk keluarga.
"Sekarang kan bisaco-parentingjuga dengan suami. Memangnya kalau bekerja di kantor seolah-olah enggak punya anak atau yang jadi ibu rumah tangga seolah-olah enggak ada kerjaan. Yang aku lakukan enggak sia-sia, itu untuk pengembangan diri aku. Karena ibu yang pintar bisa mengurus anaknya," jelas Tasya.
Baca juga:Cerita Tasya Kamila soal kehamilan pertama
Baca juga:Tasya Kamila ngidam roti dosa
Baca juga:Tasya Kamila bercita-cita jadi menteri di 2029
Tasya memiliki gelar S2 sebagai Master of Public Administration. Setelah lulus, ia langsung memutuskan menikah dan akan fokus untuk mempersiapkan persalinan serts mengurus anak.
Namun banyak warganet yang menilai jika apa yang sudah diraih oleh Tasya adalah hal yang sia-sia karena ilmunya tidak bisa digunakan di dunia kerja.
"Banyak yang nyinyir sih emang, katanya sia-sia S2 jauh-jauh tahunya cuma jadi ibu rumah tangga. Tapi memangnya kenapa kalau jadi ibu rumah tangga yang berpendidikan. Laki-laki dan perempuan kan punya hak yang sama untuk pendidikan," kata Tasya ditemui dalam acara peluncuran "Femometer Sensitif Ovutest Digital" di Jakarta, Selasa.
Menurut Tasya, kodrat seorang perempuan memang untuk mengurus keluarganya. Tapi bukan berarti tidak boleh sekolah hingga jenjang tertinggi.
Bagi Tasya tidak ada yang sia-sia dari yang ia lakukan kemarin. Hanya saja sekarang ini fokusnya untuk keluarga.
"Sekarang kan bisaco-parentingjuga dengan suami. Memangnya kalau bekerja di kantor seolah-olah enggak punya anak atau yang jadi ibu rumah tangga seolah-olah enggak ada kerjaan. Yang aku lakukan enggak sia-sia, itu untuk pengembangan diri aku. Karena ibu yang pintar bisa mengurus anaknya," jelas Tasya.
Baca juga:Cerita Tasya Kamila soal kehamilan pertama
Baca juga:Tasya Kamila ngidam roti dosa
Baca juga:Tasya Kamila bercita-cita jadi menteri di 2029