Kendari (Antaranews Sultra) - Pemerintah Kabupaten Buton Utara, Sulwesi Tenggara, telah memetakan masalah utama yang menjadi kendala pengembangan sektor pertanian organik di daerah itu.

"Dari berbagai kendala yang ada, masalah irigasi yang besar pengaruhnya menjadi penghambat sehingga kita tidak bisa memprediksi produksi padi karena masalah ketersediaan air yang tidak maksimal," kata Bupati Buton Utara, Abu Hasan, di Kendari, Rabu.
     
Ia mengatakan, petani tidak bisa melakukan panen padi dua kali setahun karena ketersediaan air idak mencukupi, sehingga petani kebanyakan tergantung ketersediaan air hujan," katanya.
   
"Sebenarnya sudah ada irigasi yang telah dibangun, tetapi kondisinya tidak maksimal sehingga perlu revitalisasi ulang," katanya.
   
Menurut dia, untuk masalah bibit, pupuk, pasar dan optimalisasi lahan bisa ditangani pemerintah setempat bertahap demi tahap.
   
"Kami sudah memberikan stimulan kepada petani sebesar Rp1 miliar untuk kegiatan optimalisasi lahan, pupuk dan bibit. Sedangkan untuk pemasaran, terbuka luas hingga ke mancanegara," katanya.
     
Abu Hasan menyebutkan, saat ini produksi pertanian organik di Buton Utara berkisar 500 kilogram sampai 1 ton per tahun dengan harga Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per kilogram.
     

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024