Kendari  (Antaranews Sultra) - Bandar Udara Haluoleo (sebelumnya Bandar Udara Wolter Monginsidi) adalah bandar udara di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Nama bandar udara ini sebelumnya diambil dari nama Robert Wolter Monginsidi yang merupakan pahlawan nasional Indonesia.

Sejak 13 Februari 2010, nama bandar udara ini diubah untuk menggunakan salah satu tokoh daerah itu dengan sebutan Haluoleo.

? ?Bandara Haluoleo telah mengalami beberapa peningkatan pelayanan, khususnya dengan adanya fasilitas Aerobridge atau Garbarata yang memudahkan penumpang memasuki kawasan terminal keberangkatan dan kedatangan bandara serta dari dan ke pesawat udara.

? ?Apron bandara kini mengalami perluasan yang memungkinkan dapat menampung tidak kurang dari 8 pesawat berbadan lebar Narrow-Body sekelas Boeing 737-900ER maupun Airbus A320. Awalnya, bandara ini.

? ?Pengelolaan Bandara Haluoleo kini resmi menjadi kewenangan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dari Pemda Sultra pada Januari 2016. Lepasnya aset pemerintah provinsi ini usai penandatanganan dan serah terima aset di Kantor Kemenhub, Jumat (29/1/2016) Penyerahan diwakili Sekretaris Provinsi (Sekprov) saat itu, Lukman Abunawas. Sedangkan Dirjen Perhubungan Udara diwakili Sekjennya, Ir Muhammad Praminto Hadi.

? ?Fasilitas dan aset yang diserahkan meliputi bangunan fisik, mesin, jalan, irigasi dan drainase. Total nilai aset yang dihibahkan ke Kemenhub itu sebesar Rp98,95 miliar. Selanjutnya, pengelolaan dan pengembangan bandara sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

? ?Pascapenyerahan aset dan pengelolaan Bandarra Haluoleo dari pemerintah daerah Sultra ke pemerintah pusat yakni ke Kementerian Perhubungan RI awal 2016, maka salah satu fokus pembenahannya adalah terminal bandara.

? ?Pembenahan terminal penumpang bandara berkaitan dengan upaya menciptakan pelayanan optimal terhadap masyarakat. "Pembenahan terminal penumpang ini sudah dilakukan sejak 2017, target 2019 tuntas. Penataan terminal saat ini sudah memperluas ruang tunggu publik, kemudian ruang cek in, perbaikan ruang kedatangan dan ruang tunggu penumpang hampir dua kali lipat dari sebelumnya," kata kepala Bandara Haluoleo, Rudi Richardo.

? ?Termasuk adanya penambahan satu garbarata sehingga Bandara Haluoleo Kendari saat ini sudah memiliki empat unit garbarata. Tahun 2018 ini terus dilakukan perbaikan dan pada 2019 diharapkan bisa purna dalam memperbaiki seluruh terminal penumpang.

? ?Pembenahan juga dilakukan pada terminal kargo. Sebelum diserahkan pengelolaannya ke Pusat, pengelolaan terminal kargo dibandingkan kondisi setelah diserahkan sangat signifikan perbedaannya, bahkan sudah bisa dilakukan ekspor langsung dari bandara Haluoleo ke luar negeri.

? ?Program revitalisasi Bandara Haluoleo tidak hanya terminal bandara, tetapi juga renovasi mushalla, fasilitas toilet, ATM centre, costumer service, kantin dan ruang VVIP. Termasuk fasilitas untuk menambah kenyamanan penumpang psawat seperti executive lounge, tempat bermain anak di ruang tunggu yang dilengkapi dengan wahana permainan bagi penumpang anak saat menunggu kedatangan pesawat.

? ?Rudi menyebutkan bandara tersebut segera dilengkapi instrumen landing sistem (ILS) atau instrumen sistem pendaratan sebagai bagian dari peningkatan sisi keamanan pendaratan pesawat di bandara itu. "Untuk sisi keselamatan penerbangan, kami koordinasi dengan AirNav Indonesia dalam hal penyediaan peralatan instrumen landing sistem. Karena kita sering kali terkendala operasional penerbangan akibat adanya kabut," ucapnya.

? ?Selama ini pasawat udara di Bandara Haluoleo hanya bisa mendarat jika jarak pandang 2.500 meter. Kalau sudah memiliki instrumen landing sistem, maka hanya dengan jarak pandang 800 meter bisa mendarat.

? Instrument Landing System adalah peralatan navigasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arah kepada pilot pada saat mendekati landasan (runway) dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

? ?Bandara yang belum memliki perangkat ILS, maka bandara itu hanya mengandalkan "Voice Omnidirectional Range (VOR)" dan "Non Directional Radio Beacon (NDB). AirNav sudah melakukan peninjauan lapangan, berharap 2018 ini Isntrumen landing sistem bisa dioperasikan atau dipasang, mengingat bandara sudah menyiapkan lahannya sejak 2017. Dengan perubahan dari VOR maupun NDB ke ILS, maka jarak pandang minimum yang dibutuhkan untuk melakukan pendaratan akan lebih rendah.

? ?Sehingga jika ada gangguan asap atau kabut, katanya, maka pesawat masih bisa melakukan pendaratan, dengan catatan jarak pandang masih di atas ketentuan minimum. Dari sisi keamanan, Bandara Haluoleo terus melengkapi peralatan keamanan dan tingkatkan personel keamanan baik jumlah maupun kompetensinya.



Libatkan swasta

? ? ?Pihak bandara juga melakukan terobosan melibatkan swasta untuk mengelola kargo yang sekaligus membenahi terminal tersebut dengan menghabiskan dana sekitar Rp3 miliar oleh dana murni pihak swasta. Tujuannya untuk memaksimalkan pemanfaatan terminal kargo bandar udara tersebut dalam rangka mendukung aktivitas perekonomian daerah.

? ?Pengelolaan kargo Bandara Haluoleo saat ini dilakukan oleh pihak swasta dalam hal ini dari PT Angkasa Pura Logistik (APL). Sejak 1 Januari 2018 sampai saat ini, telah terjadi peningkatan angkutan kargo, dari yang semula rata-rata 12 ton menjadi 23 ton per hari.

? ?Meskipun ada peningkatan 12 ton per hari menjadi 23 ton per hari, tetpai masih dibawah kapasitas kompartemen kargo yang bida diangkut karena melihat frekuensi penerbangan pesawat yang tinggi.

? Bahkan tidak menutup kemungkinan ada pesawat angkutan kargo khusus datang ke Bandara Haluoleo kalau bisa disiapkan angkutan minimal 15 ton sekali angkut. "Artinya, kembali kepada kita di daerah selaku menyedia produk, pelaku usaha akan datang kalau ada permintaan, dalam artian penumpang dan kargo. Untuk itu butuh dukungan semua pihak untuk bisa memaksimalkan arel kargo," kata Rudi.



Tingkatkan Konektivitas

? ? ?Upaya pembenahan dan penataan yang dilakukan pihak bandara tentunya memiliki tujuan, harapan dan keingingan besar menjadi bandara transit di kawasan timur Indonesia dengan cara meningkatkan konektivitas angkutan udara agar bisa terhubung dengan beberapa kota di kawasan timur Indonesia.

? ?Rudi mengatakan jika dimungkinkan pesawat dari Jayapura yang selama ini tujuan Jakarta yang transit di Makassar, ke depan bisa transit di Bandara Haluoleo.

? ?Diharapkan dengan komunikasi yang baik dan dukungan pemda bisa lakukan studi kelayakan bahwa permintaannya ada agar maskapai udara mau merubah tempat transit yang tadinya di Makassar kemudian mau transit di Kendari, sehingga Bandara Hauoleo dapat lagi frekuensi daerah flight ke Jakarta.

? ?Harapan itu bisa menjadi kenyataan asalkan ada dukungan dari seluruh elemen masyarakat di Sultra.

? ?"Karena ini tidak bisa dilakukan hanya maskapai udara dan bandara, tetapi seluruh potensi harus bersatu dengan tujuan membangun Sultra," katanya.

? ?Ia mengatakan, saat ini Bandara Haluoleo baru terkoneksi dengan Bandara Hasanuddin Makassar, Bandara Djuanda Surabaya, Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Morowali Sulteng, Bandara Patimura Ambon, Bandara Matahora Wakatobi dan Bandara Betoamabari Baubau.

? ?Pihak bandara juga sedang berusaha agar terbuka konektivitas angkutan udara kepada tiga kota yakni Kendari-Denpasar Bali, Kendari-Sorong Papua Barat dan Kendari-Manado Sulut. Tiga rute tersebut untuk mendukung sektor wisata yanki Bali, Bunaken dan Raja Ampat.

? ? ?

Dukung Promosi Wisata

? ? ?Pengelola Bandara Haluoleo menyediakan ruang secara cuma-cuma untuk media promosi objek wisata kabupaten dan kota se-Sultra. Pemda diminta untuk menjadikan bandara sebagai wadah ajang promosi daerah. Bentuk dukungan Bandara Haluoleo yakni menyiapkan "space" untuk menjadi tempat mempromosikan potensi pariwisata daerah semua kabupaten kota. "Artinya untuk dinas pariwisata bisa membranding destinasi wisata andalannya di area bandara tanpa harus ada biaya sepanjang memenuhi kriteria," katanya.

? ?Jika banyak ornamen destinasi pariwisata di dinding, dan ruang tunggu, akan membuat orang dari berbagai daerah menjadikan sebagai tempat berswafoto sehingga pada akhirnya terpublikasi.



Apresiasi

? ? Anggota Komisi V DPR RI Daerah pemilihan Sultra, Ridwan Bae mengapresiasi kondisi Bandara Haluoleo saat ini dibawah kepemimpinann Rudi Richardo yang telah melakukan sejumlah pembenahan dan revitalisasi.

? ?"Bartahun-tahun saya di Sultra, tetapi nanti ditangan dingin Rudi Richardo, berhasil membuat perubahan besar di bandara, baik dalam bentuk estetika, kebersihan dan penataan bandara," katanya. 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024