Kendari (Antaranews Sultra) - Hasil panen cengkeh di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, musim tanam tahun ini menurun karena curah hujan tinggi sekitar Juni 2018 lalu.

"Kalau dibandingkan tahun 2017 hasil panen cengkeh tahun ini mengalami penurunan karena curah hujan tinggi namun tidak gagal panen," kata petani cengkeh Jumirat di Kendari, Senin.

Selain hasil panen turun, juga harga penjualan cengkeh dari petani ke pengepul menurun sekitar R90.000 per kilogram, padahal biasanya sekitar Rp110.000 per kilogram.

"Mungkin harga cengkeh kering di tingkat petani merosot karena strategi dagang tengkulak sehingga pemerintah harus melakukan pengawasan agar petani tidak dirugikan. Kalau harga dimainkan tengkulak, kasihan kami petani," katanya.

Petani cengkeh lainnya, Lasamini, mengatakan harga cengkeh tidak menentu sehingga petani harus sabar menunggu harga pejualan membaik.

"Cengkeh kualitas bagus dapat digudangkan berbulan-bulan untuk menunggu harga membaik. Kalau rasa-rasanya rugi tunda dulu penjualan karena cengkeh tidak cepat rusak atau busuk," kata Lasamini.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sultra La Mandi mengatakan setiap forum petemuan pengusaha baik tingkat daerah maupun nasional mengampanyekan potensi hasil bumi Sultra, termasuk cengkeh, merica, kakao, kunyit, jahe dan kelapa sawit.

"Kadin Sultra tidak tinggal diam menyikapi keluhan petani tentang pasar hasil komoditas yang tidak berpihak pada mereka (petani). Kadin mengajak pengusaha untuk membuka kantor cabang, siap gudang di Sultra sehingga harga pembelian tingkat petani menjanjikan," kata La Mandi.

Penurunan harga komoditi tingkat petani juga turut dipengaruhi sarana transportasi jalan karena berdampak pada pembengkakan biaya operasional perusahaan.

"Satu tahun terakhir kondisi jalan menunju Konawe Utara rusak berat. Hal ini ikut memengaruhi nilai produksi hasil petanian pada tingkat petani," katanya.

(T.S032/B/I007/C/I007) 27-08-2018 08:41:10

Pewarta : Sarjono
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024