Kendari (Antaranews Sultra) - ?Pengelola Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, menyebutkan bandara tersebut akan segera memiliki instrumen landing sistem (ILS) atau instrumen sistem pendaratan sebagai bagian dari peningkatan sisi keamanan pendaratan pesawat di bandara itu.
"Untuk sisi keselamatan penerbangan, kita koordinasi dengan AirNav Indonesia dalam hal penyediaan pelaralatan instrumen landing sistem. Karena kita sering kali terkendala operasional penerbangan karena adanya kabut," kata Kepala Bandara Haluoleo Kendari, Rudi Richardo, di Kendari, Kamis. ?
Ia mengatakan, selama ini pasawat udara di Bandara Haluoleo hanya bisa mendarat jika jarak pandang 2.500 meter. Kalau kita memiliki instrumen landing sistem, maka hanya dengan jarak pandang 800 meter bisa mendarat.
"Beberapa hari lalu, AirNav sudah lakukan peninjauan lapangan, berharap 2018 ini Isntrumen landing sistem bisa dioperasikan atau dipasang karena bandara sudah siapkan lahan sejak 2017," katanya.
Rudi menjelaskan, Instrument Landing System adalah peralatan navigasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arah kepada pilot pada saat mendekati landasan (runway) dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Selama ini kata Rudi, bandara yang belum memliki perangkat ILS, maka bandara itu?hanya mengandalkan "Voice Omnidirectional Range (VOR)" dan "Non Directional Radio Beacon (NDB).
"Dengan perubahan dari VOR maupun NDB ke ILS, maka jarak pandang minimum yang dibutuhkan untuk melakukan pendaratan akan lebih rendah," katanya.
Sehingga jika ada gangguan asap atau kabut katanya, maka pesawat masih bisa melakukan pendaratan, dengan catatan jarak pandang masih di atas ketentuan minimum.
"Dari sisi keamanan, kita terus melengkapi peralatan keamanan dan tingkatkan personel keamanan baik jumlah dan kompeteensi," katanya.
"Untuk sisi keselamatan penerbangan, kita koordinasi dengan AirNav Indonesia dalam hal penyediaan pelaralatan instrumen landing sistem. Karena kita sering kali terkendala operasional penerbangan karena adanya kabut," kata Kepala Bandara Haluoleo Kendari, Rudi Richardo, di Kendari, Kamis. ?
Ia mengatakan, selama ini pasawat udara di Bandara Haluoleo hanya bisa mendarat jika jarak pandang 2.500 meter. Kalau kita memiliki instrumen landing sistem, maka hanya dengan jarak pandang 800 meter bisa mendarat.
"Beberapa hari lalu, AirNav sudah lakukan peninjauan lapangan, berharap 2018 ini Isntrumen landing sistem bisa dioperasikan atau dipasang karena bandara sudah siapkan lahan sejak 2017," katanya.
Rudi menjelaskan, Instrument Landing System adalah peralatan navigasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arah kepada pilot pada saat mendekati landasan (runway) dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Selama ini kata Rudi, bandara yang belum memliki perangkat ILS, maka bandara itu?hanya mengandalkan "Voice Omnidirectional Range (VOR)" dan "Non Directional Radio Beacon (NDB).
"Dengan perubahan dari VOR maupun NDB ke ILS, maka jarak pandang minimum yang dibutuhkan untuk melakukan pendaratan akan lebih rendah," katanya.
Sehingga jika ada gangguan asap atau kabut katanya, maka pesawat masih bisa melakukan pendaratan, dengan catatan jarak pandang masih di atas ketentuan minimum.
"Dari sisi keamanan, kita terus melengkapi peralatan keamanan dan tingkatkan personel keamanan baik jumlah dan kompeteensi," katanya.