Kendari (Antaranews Sultra) - Pemerintah Buton Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), telah memetakan kendala lapangan dalam mengembangkan sektor pertanian organik di daerah itu.
?? ??Bupati Buton Utara, Abu Hasan di Kendari, Selasa, mengatakan ada empat kendala sehingga menjadi perhatian utama pemerintah untuk mewujudkan daerah itu sebagai kabupaten organik.
"Kami masih terkendala dengan optimasi lahan, pupuk, bibit serta pasar," ujarnya.
Menurutnya masalah lahan karena masih terbatas yang digunakan untuk pertanian organik sehingga pemerintah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur untuk pengembangan pertanian organik.
"Kemudian masalah pupuk, karena untuk pertanian ini kami tidak gunakan pupuk anorganik, melainkan harus pupuk organik," tambahnya.
Untuk mengantisipasinya, lanjutnya maka pihaknya membagikan petani sapi untuk dikembangkan menjadi peternakan yang sekaligus dimanfaatkan kotorannya untuk pupuk organik.
"Kalau ini berhasil maka Buton Utara akan jadi penghasil pupuk organik terbesar di Indonsia," katanya.
Sedangkan untuk bibit, tambahnya harus mempertahankan keaslian varietas padi yang ada saat ini, sehingga pihaknya telah membuat kawasan pembenihan bibit untuk khusus pertanian organik.
"Sedangkan kendala pasar, karena untuk memasuki pasar luas maka harus memiliki produksi pertanian khusus beras organik mencapai 5.000 ton," lanjutnya.
?? ??Bupati Buton Utara, Abu Hasan di Kendari, Selasa, mengatakan ada empat kendala sehingga menjadi perhatian utama pemerintah untuk mewujudkan daerah itu sebagai kabupaten organik.
"Kami masih terkendala dengan optimasi lahan, pupuk, bibit serta pasar," ujarnya.
Menurutnya masalah lahan karena masih terbatas yang digunakan untuk pertanian organik sehingga pemerintah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur untuk pengembangan pertanian organik.
"Kemudian masalah pupuk, karena untuk pertanian ini kami tidak gunakan pupuk anorganik, melainkan harus pupuk organik," tambahnya.
Untuk mengantisipasinya, lanjutnya maka pihaknya membagikan petani sapi untuk dikembangkan menjadi peternakan yang sekaligus dimanfaatkan kotorannya untuk pupuk organik.
"Kalau ini berhasil maka Buton Utara akan jadi penghasil pupuk organik terbesar di Indonsia," katanya.
Sedangkan untuk bibit, tambahnya harus mempertahankan keaslian varietas padi yang ada saat ini, sehingga pihaknya telah membuat kawasan pembenihan bibit untuk khusus pertanian organik.
"Sedangkan kendala pasar, karena untuk memasuki pasar luas maka harus memiliki produksi pertanian khusus beras organik mencapai 5.000 ton," lanjutnya.