Kendari (Antaranews Sultra) - Alokasi anggaran untuk membiayai pembangunan maupun pemeliharaan jalan sepanjang 1.009,28 kilomter? di Sulawesi Tenggara yang masih terbatas memicu adanya gagasan membentuk komunitas masyarakat peduli jalan.
"Kemampuan keuangan daerah belum dapat membiayai pembangunan maupun pemeliharaan jalan secara maksimal sehingga diperlukan kreativitas pemimpin, baik kepala dinas terkait maupun kepala daerah dalam mencari terobosan," kata Kepala Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Sultra Rundu Beli, ST, M.Eng di Kendari, Rabu.
Pelibatan masyarakat dalam hal pembangunan maupun pemeliharaan jalan sangat strategis karena jangkauan informasi dijamin lebih luas dan cepat.
"Saya sedang merekonstruksi gagasan untuk membentuk komunitas masyarakat peduli jalan. Komunitas ini bukan untuk membangun konstruksi jalan dan jembatan yang rusak tetapi melaporkan jalan longsor atau jembatan rusak sudah membantu pemerintah dan masyarakat lainnya," kata Rundu yang sedang menjalani pendidikan penjenjangan karir Aparatur Sipil Negara.
Menurut dia komunitas masyakarat peduli jalan dapat diimplementasikan melalui program "Sistem Pengawasan, Pemeliharaan Jalan Provinsi Sulawesi Tenggara atau akronium "Si Penjaga".
"Jika komunitas masyarakat peduli jalan terwujud maka ruas jalan di Sultra sepanjang 1.009,28 kilometer tidak hanya menjadi tanggung jawan pemerintah. Masyarakat akan swadaya mengatasi kerusakan jalan sesuai kemampuan mereka," ujarnya.
Komunitas masyarakat peduli jalan dapat menjadi pemicu keterlibatan pihak lain, yakni badan usaha, investor maupun pengusaha untuk menyisihkan sebagian dana sosialnya untuk perawatan jalan.
"Konsep masyarakat peduli jalan akan diuji coba pada dua wilayah yakni di Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka Timur. Tahap selanjutnya untuk lima kabupaten/kota hingga seluruh wilayah Sultra (17 kabupaten/kota)," kata Rundu.
"Kemampuan keuangan daerah belum dapat membiayai pembangunan maupun pemeliharaan jalan secara maksimal sehingga diperlukan kreativitas pemimpin, baik kepala dinas terkait maupun kepala daerah dalam mencari terobosan," kata Kepala Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Sultra Rundu Beli, ST, M.Eng di Kendari, Rabu.
Pelibatan masyarakat dalam hal pembangunan maupun pemeliharaan jalan sangat strategis karena jangkauan informasi dijamin lebih luas dan cepat.
"Saya sedang merekonstruksi gagasan untuk membentuk komunitas masyarakat peduli jalan. Komunitas ini bukan untuk membangun konstruksi jalan dan jembatan yang rusak tetapi melaporkan jalan longsor atau jembatan rusak sudah membantu pemerintah dan masyarakat lainnya," kata Rundu yang sedang menjalani pendidikan penjenjangan karir Aparatur Sipil Negara.
Menurut dia komunitas masyakarat peduli jalan dapat diimplementasikan melalui program "Sistem Pengawasan, Pemeliharaan Jalan Provinsi Sulawesi Tenggara atau akronium "Si Penjaga".
"Jika komunitas masyarakat peduli jalan terwujud maka ruas jalan di Sultra sepanjang 1.009,28 kilometer tidak hanya menjadi tanggung jawan pemerintah. Masyarakat akan swadaya mengatasi kerusakan jalan sesuai kemampuan mereka," ujarnya.
Komunitas masyarakat peduli jalan dapat menjadi pemicu keterlibatan pihak lain, yakni badan usaha, investor maupun pengusaha untuk menyisihkan sebagian dana sosialnya untuk perawatan jalan.
"Konsep masyarakat peduli jalan akan diuji coba pada dua wilayah yakni di Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka Timur. Tahap selanjutnya untuk lima kabupaten/kota hingga seluruh wilayah Sultra (17 kabupaten/kota)," kata Rundu.