Andoolo (Antaranews Sultra) - Pengolahan areal persawahan seluas 21.745 hektare di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara hingga saat ini belum optimal, antara lain karena minim dukungan peralatan pertanian dan persediaan pupuk, kata Wakil Bupati Konawe Selatan Arsalim.
"Ini menjadi salah satu kendala kita karena potensi lahan yang belum dikelola maksimal masih cukup luas," kata dia saat menghadiri penanaman padi di Desa Roraya, Kamis.
Ia mengatakan potensi lahan sawah yang belum terolah tersebut karena masih kurangnya dukungan alat berupa traktor dan minimnya ketersediaan pupuk untuk masa tanam Oktober 2018 dan Maret 2019.
"Serta dibutuhkan alinstan (alat mesin pertanian) untuk pascapanen, kemudian mesin panen padi sekaligus perontok padi untuk mengatasi kehilangan hasil panen," katanya.
Selain itu, katanya, dibutuhkan alat mengeringkan gabah untuk menyelamatkan hasil panen dari kondisi iklim yang ekstrem pada musim hujan serta belum adanya kepastian harga karena masih dipermainkan tengkulak.
Ia mengatakan pemda akan terus berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan selalu memberikan bantuan.
"Kami juga mohon dari pihak BPTP Provinsi Sultra dan pihak terkait lainnya untuk terus melakukan pendampingan dan penyuluhan kepada petani kita, agar kualitas hasil panen terjaga dan dapat bersaing dengan daerah lainnya," katanya.
"Ini menjadi salah satu kendala kita karena potensi lahan yang belum dikelola maksimal masih cukup luas," kata dia saat menghadiri penanaman padi di Desa Roraya, Kamis.
Ia mengatakan potensi lahan sawah yang belum terolah tersebut karena masih kurangnya dukungan alat berupa traktor dan minimnya ketersediaan pupuk untuk masa tanam Oktober 2018 dan Maret 2019.
"Serta dibutuhkan alinstan (alat mesin pertanian) untuk pascapanen, kemudian mesin panen padi sekaligus perontok padi untuk mengatasi kehilangan hasil panen," katanya.
Selain itu, katanya, dibutuhkan alat mengeringkan gabah untuk menyelamatkan hasil panen dari kondisi iklim yang ekstrem pada musim hujan serta belum adanya kepastian harga karena masih dipermainkan tengkulak.
Ia mengatakan pemda akan terus berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan selalu memberikan bantuan.
"Kami juga mohon dari pihak BPTP Provinsi Sultra dan pihak terkait lainnya untuk terus melakukan pendampingan dan penyuluhan kepada petani kita, agar kualitas hasil panen terjaga dan dapat bersaing dengan daerah lainnya," katanya.