Baubau (Antaranews Sultra) - Jajaran direksi dan pimpinan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terjun langsung menangani peserta JKN-KIS ke sejumlah kantor cabang untuk memastikan pelayanan terhadap peserta kesehatan itu.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Baubau, Tutus Novita Dewi, di Baubau, Jumat mengatakan, pelayanan pimpinan kepada peserta JKN-KIS yang datang berkunjung ke `frontliner` BPJS itu sebagai salah satu rangkaian peringatan hari ulang tahun institusi itu ke-50 yang jatuh pada 15 Juli 2018.

"Kegiatan eksekutif frontliner ini merupakan salah satu wujud komitmen kami dalam menjaga dan mengoptimalkan mutu pelayanan kepada peserta JKN-KIS," ujar Tutus.

Dalam kesempatan tersebut, para direksi dan senior `leader` BPJS Kesehatan menggantikan sementara tugas frontliner untuk memberikan pelayanan langsung kepada peserta JKN-KIS maupun masyarakat umum yang mendatangi Kantor Cabang BPJS Kesehatan, khususnya di loket fast track (Pelayanan Cepat).

"Berinteraksi dan melayani langsung peserta JKN-KIS tentu menjadi kesan tersendiri bagi kami. Tugas frontliner sebagai garda terdepan pelayanan peserta JKN-KIS di Kantor BPJS Kesehatan memiliki tantangan tersendiri. Untuk itu, ke depannya kami berharap para duta BPJS Kesehatan makin terpacu untuk memaksimalkan layanan," ujarnya, seraya menyebutkan kualitas layanan tidak boleh stagnan karena ekspektasi peserta akan terus meningkat.

Menurutnya, lebih dari empat tahun program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan berjalan baik dengan telah meng-cover hampir 80 persen dari total penduduk Indonesia.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang menerapkan sistem jaminan sosial, menurutnya, pertumbuhan peserta program jaminan kesehatan di Tanah Air terbilang pesat.

Sebagai pembanding, menurutnya lagi, Jerman yang menjalankan program jaminan sosial selama sekitar 120 tahun baru meng-cover 85 persen populasi penduduk. Begitu pula Austria menjalankan selama 79 tahun meng-cover 99 persen populasi penduduk.

Sementara Jepang memerlukan waktu 36 tahun dan Belgia membutuhkan 118 tahun untuk mencakup 100 persen populasi penduduk.

"Saat ini program JKN-KIS telah menjadi program jaminan kesehatan terbesar di dunia, jika melihat jumlah kepesertaannya yang telah melampaui 198,8 juta dan dilaksanakan melalui pendekatan single payer institution," katanya.

Jumlah itu, lanjut dia, dipastikan akan terus bertambah hingga tercapai cita-cita Universal Health Coverage (UHC) alias cakupan kesehatan semesta, sehingga nantinya seluruh penduduk Indonesia akan terlindungi oleh jaminan kesehatan JKN-KIS yang berkualitas dan berkesinambungan.

"Oleh karenanya, semangat duta BPJS Kesehatan untuk mengabdi pada negeri tak boleh surut. Pelayanan prima harus tetap jadi yang utama karena kepuasan dan loyalitas peserta menjadi prioritas," ujarnya.

Dia juga mengatakan, dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 22.247 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri atas 9.881 puskesmas, 5.023 dokter praktik perorangan, 5.473 klinik non rawat inap, 643 klinik rawat inap, 20 rumah sakit kelas D pratama, dan 1.207 dokter gigi.

Sementara di tingkat Fasilitas Kesehatan Rajukan Tingkat Lanjut (FKRTL), BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 2.397 rumah sakit dan klinik utama, 1.607 apotek dan 1.079 optik.

(T.A056/C/H015/C/H015) 06-07-2018 15:12:08

Pewarta : Yusran
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024