Kendari (Antaranews Sultra) - Petani cabai di kabupaten Konawe dan Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, merasa resah dengan tanamannya yang sudah ditanam sejak sebulan tertakhir akan mati akibat kelebihan air pada musim hujan.

"Tanaman apa saja tidak terkecuali dengan cabai, akan mati atau busuk bila selalu diguyur hujan. Makanya petani cabai dan sayuran kuatir bila hujan terus terjadi hingga Juli, maka dipastikan akan gagal panen," kata Parjo (45), salah seorang petani cabai dan sayuran di Lambusango Konda, kabupaten Konawe Selatan, Kamis.

Ia mengatakan, hujan yang melanda wilayah Sultra pada umumnya sudah berlangsung cukup lama, meskipun pada saat menjelang hari raya Idul Fitri lalu, hujan berhenti beberapa hari namun setelah itu turun lagi dan hingga saat ini masih berlangsung.

? ?"Pernah kami gagal panen cabai saat musim hujan sebab hama-hama biasanya bermunculan dan membuat tanaman cabai rusak hingga buahnya pun membusuk," ujarnya.

Apalagi, cuaca ekstrem dan musim hujan seperti ini membuat air tergenang di sekitar tanaman sehingga hal inilah yang membuat gagal panen para petani baik itu tanaman perkebunan maupun tanaman lainnya.

Keterangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra mencatat, harga cabai di tingkat pasasan saat ini sedikit turun dari biasanya.

Untuk cabai merah keriting turun dari Rp42.500 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram, cabai merah besar justru merosot dari Rp41.500 per kiloigram menjadi Rp36.500 per kilogram atau turun sebesar Rp5.000 dan cabai rawit juga turun dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp32.500 per kilogram.

"Harga cabai saat ini dimungkinkan akan kembali turun seiring dengan membludaknya stok dipasaran sementara permintaan konsumen tergolong sepi dan biasa-biasa saja," ujaranya.



 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024