Kendari (Antaranews Sultra) - Unit Pengelola Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara saat ini sudah menyiapkan areal penampungan hasil laut di kawasan bandara.
Kepala Bandara Haluoleo Kendari, Rudi Richardo, di Kendari, Rabu, mengatakan penyiapan areal penampungan hasil laut tersebut dalam rangka mendukung ekspor hasil perikanan kelautan dari daerah itu.
"Kami siapkan areal penampungan hasil laut bagi para eksportir, nanti pihak Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kendari yang datang melakukan pemeriksaan," katanya.
Sebab jika BKIPM hanya melakukan pemeriksaan di kargo, katanya, hasil laut seperti ikan, udang atau kepiting bisa mati karena adanya perubahan suhu.
"Kalau di areal penampungan hasil laut ini kami buat suasana media tampung sesuai dengan suhu asal dari komoditas perikanan atau hasil laut tersebut," katanya.
Sehingga nantinya, kata Rudi, hasil laut yang akan diekspor saat melewati bandara internasional tidak perlu lagi dibongkar untuk diperiksa.
"Karena pemeriksaan yang dilakukan dengan media tamoung yang ada tersebut, sudah berstandar internasional. Ini sangat membantu para pengusaha atau eksportir," katanya.
Bandara Haluoleo, kata Rudi, sangat merespon dan mendukung upaya ekspor hasil laut Sultra melalui Bandara Haluoleo.
"Untuk mengekspor tidak musti harus merubah atau meningkatkan status bandara menjadi internasional, tetapi paling tidak hasil laut yang keluar melalui bandara sudah standar internasional, karena itu kami siapkan penampungan hasil laut di areal bandara," katanya.
Kepala Bandara Haluoleo Kendari, Rudi Richardo, di Kendari, Rabu, mengatakan penyiapan areal penampungan hasil laut tersebut dalam rangka mendukung ekspor hasil perikanan kelautan dari daerah itu.
"Kami siapkan areal penampungan hasil laut bagi para eksportir, nanti pihak Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kendari yang datang melakukan pemeriksaan," katanya.
Sebab jika BKIPM hanya melakukan pemeriksaan di kargo, katanya, hasil laut seperti ikan, udang atau kepiting bisa mati karena adanya perubahan suhu.
"Kalau di areal penampungan hasil laut ini kami buat suasana media tampung sesuai dengan suhu asal dari komoditas perikanan atau hasil laut tersebut," katanya.
Sehingga nantinya, kata Rudi, hasil laut yang akan diekspor saat melewati bandara internasional tidak perlu lagi dibongkar untuk diperiksa.
"Karena pemeriksaan yang dilakukan dengan media tamoung yang ada tersebut, sudah berstandar internasional. Ini sangat membantu para pengusaha atau eksportir," katanya.
Bandara Haluoleo, kata Rudi, sangat merespon dan mendukung upaya ekspor hasil laut Sultra melalui Bandara Haluoleo.
"Untuk mengekspor tidak musti harus merubah atau meningkatkan status bandara menjadi internasional, tetapi paling tidak hasil laut yang keluar melalui bandara sudah standar internasional, karena itu kami siapkan penampungan hasil laut di areal bandara," katanya.