Kendari (Antaranews Sultra) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Sulawesi Tenggara, siap membantu mempromosikan berbagai objek wisata prasejarah di Kabupaten Muna.
Ketua PHRI Sultra, Hugua, di Kendari, Sabtu, mengayakan, Kabupaten Muna, memiliki banyak potensi wisata salah satunya gua prasejarah Liang Kabori di Kecamatan Lohia.
"Gua batu kapur yang terdapat di beberapa kawasan tersebut menyimpan bukti sejarah yang bercerita tentang peradaban zaman prasejarah di wilayah itu," kata Hugua yang merupakan calon wakil gubernur Sultra itu.
Ia mengaku sudah menyempatkan diri melihat salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Muna yakni Gua Liang Kabori.
Menurutnya, gua prasejarah Liang Kabori merupakan salah satu tujuan wisata kelas dunia karena sangat diminati turis asing dari Asia, Eropa maupun Amerika.
"Kalau dikelola dengan baik, saya yakin ini bisa mendatangkan banyak turis asing, karena objek wisata seperti ini ada miripnya di beberapa negara dan itu sangat disukai, para wisatawan di dunia," katanya.
Hugua mengatakan, berdasarkan penjelasan penjaga situs sejarah Gua Liang Kabori, La Hada, bahwa di kawasan gua ini terdapat lebih dari 40 gua prasejarah yang memiliki tulisan didindingnya.
"Di dinding gua prasejarah itu terdapat beberapa corak gambar, seperti hewan dan manusia yang diperkirakan bercerita tentang kehidupan masyarakat masa itu," katanya.
Di dinding gua terdapat banyak lukisan yang menggambarkan cara hidup masyarakat suku Muna mulai dari bercocok tanam, beternak, berburu, sampai berperang.
"Melalui lukisan ini, kita seolah-olah diajak ke zaman suku Muna. Diantara gambar yang terlukis di dinding gua, ada gambar seseorang yang menaiki seekor gajah, gambar matahari, gambar pohon kelapa, gambar binatang ternak seperti sapi, kuda, serta gambar layang-layang yang merupakan salah satu media ritual masyarakat Muna pada saat itu," katanya.
Gua Liang Kabori memiliki lebar 30 meter dengan tinggi sekitar 2-5 meter dan kedalaman di bawah tanah sekitar 50 meter. Gua ini tersusun dari bebatuan stalaktit dan stalagmit yang berwarna kehitaman.
Ketua PHRI Sultra, Hugua, di Kendari, Sabtu, mengayakan, Kabupaten Muna, memiliki banyak potensi wisata salah satunya gua prasejarah Liang Kabori di Kecamatan Lohia.
"Gua batu kapur yang terdapat di beberapa kawasan tersebut menyimpan bukti sejarah yang bercerita tentang peradaban zaman prasejarah di wilayah itu," kata Hugua yang merupakan calon wakil gubernur Sultra itu.
Ia mengaku sudah menyempatkan diri melihat salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Muna yakni Gua Liang Kabori.
Menurutnya, gua prasejarah Liang Kabori merupakan salah satu tujuan wisata kelas dunia karena sangat diminati turis asing dari Asia, Eropa maupun Amerika.
"Kalau dikelola dengan baik, saya yakin ini bisa mendatangkan banyak turis asing, karena objek wisata seperti ini ada miripnya di beberapa negara dan itu sangat disukai, para wisatawan di dunia," katanya.
Hugua mengatakan, berdasarkan penjelasan penjaga situs sejarah Gua Liang Kabori, La Hada, bahwa di kawasan gua ini terdapat lebih dari 40 gua prasejarah yang memiliki tulisan didindingnya.
"Di dinding gua prasejarah itu terdapat beberapa corak gambar, seperti hewan dan manusia yang diperkirakan bercerita tentang kehidupan masyarakat masa itu," katanya.
Di dinding gua terdapat banyak lukisan yang menggambarkan cara hidup masyarakat suku Muna mulai dari bercocok tanam, beternak, berburu, sampai berperang.
"Melalui lukisan ini, kita seolah-olah diajak ke zaman suku Muna. Diantara gambar yang terlukis di dinding gua, ada gambar seseorang yang menaiki seekor gajah, gambar matahari, gambar pohon kelapa, gambar binatang ternak seperti sapi, kuda, serta gambar layang-layang yang merupakan salah satu media ritual masyarakat Muna pada saat itu," katanya.
Gua Liang Kabori memiliki lebar 30 meter dengan tinggi sekitar 2-5 meter dan kedalaman di bawah tanah sekitar 50 meter. Gua ini tersusun dari bebatuan stalaktit dan stalagmit yang berwarna kehitaman.