Kendari (Antaranews Sultra) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara mendesak Pemerintah Provinsi Sultra untuk memprogramkan rehabilitasi sejumlah irigasi persawahan yang banyak rusak (jebol) akibat banjir yang melanda daerah ini selama beberapa pekan terakhir.

Anggota Komisi III DPRD Sultra, Muh Irfani Thalib di Kendari, Senin mengatakan salah satu kegagalan dari produksi petani adalah tidak optimalnya irigasi saluran yang masuk ke area persawahan petani akibat hujan dan banjir, karena saluran air banyak yang tidak berfungsi seperti biasanya.

"Selama ini banyak keluhan petani di daerah Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur dan Kolaka Utara yang mengharapkan agar saluran irigasi induk ke irigasi sekunder mendapat perbaikan dengan pertimbangan bahwa irigasi yang dibangun puluhan tahun silam hingga kini belum mendapat perbaikan kembali," ujarnya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sultra itu mengatakan, seharusnya dari instansi teknis, secara aktif mencari alternatif terkait penganggaran rehabilitas irigasi baik melalui pemerintah pusat melalui APBN maupun ke pemerintah provinsi melalui APBD.

"Mana mungkin petani dipacu untuk meningkatkan produksi mereka, sementara irigasi persawahan mereka terabaikan," kata Irfani Thalib.

Baca juga: Sultra programkan rehabilitasi jaringan irigasi sawah

Data Dinas Pertanian Sultra menyebutkan luas lahan persawahan yang produksi saat ini mencapai 106.000 hektare dengan produksi rata-rata 4,2 ton per hektre.

"Artinya bahwa, produksi rata-rata panen petani di Sultra itu masih jauh tertinggal dibanding dengan petani di Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan yang mencapa rata 6-8 ton per hektare," jelasnya.

Olehnya itu, untuk meningkatkan produksi padi sawah petani di Sultra, tentu pemerintah bersama semua penentu kebijakan di daerah untuk sesegera mungkin memikirkan perbaikan irigasi yang rusak sehingga ketersediaan air selalu ada di saat petani membutuhkan.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024