Baubau (Antaranews Sultra) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Kendari, Sulawesi Tenggara, menggelar sosialisasi program kekarantinaan di Kota Baubau sebagai upaya meningkatkan pengawasan dan pelayanan lalu lintas alat angkut laut di wilayah pelabuhan daerah itu, Kamis.
Sosialisasi yang dihadiri KUPP Baubau, polsek KP3, Sub Denpom Baubau, Dishub Baubau, Dinkes Baubau, Koramil Wolio, Stasiun Radio Pantai Baubau, PT Pelni, PT ASDP Baubau, dan perusahaan swasta di pelabuhan Baubau itu menghadirkan beberapa instansi terkait sebagai pemateri.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari, Jufri Sade mengatakan tujuan sosialisasi yang dilakukan KKP sebagai upaya agar semua stakehokder di wilayah pelabuhan dapat menyamakan persepsi dan memahami pengertian tentang kekarantinaan itu.
"Ini yang harus dipahami para keagenan kapal sebagai lintas sektor, bahwa kalau sebuah kapal dalam kondisi karantina itu berarti harus ada perlakuan-perlakuan kesehatan," katanya.
Karena, lanjut dia, apa yang dirasakan saat ini dalam tindakan-tindakan karantina hampir belum menyentuh secara efektif terutama tindakan penyehatan kekarantinaan yang meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan orang, pemeriksaan alat angkut, dan pemeriksaan faktor resiko diatas kapal.
"Seperti alat angkut itu dilihat faktor resiko penyehatannya apakah ada tikus, kecoa, maupun lalat. Kalau itu ada maka dilakukan atau direkomendasikan tindakan penyehatan," katanya.
Oleh karena itu, dia berharap, stakholder yang ada bisa memahami program itu sehingga juga kantor kesehatan pelabuhan dalam mengambil tindakan penyehatan selanjutnya nanti mendapat dukungan.
"Tugas kami adalah cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit. Makanya tugas kerja KKP menjaga pintu-pintu negara dari masuknya penyakit melalui alat angkut," katanya.
Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Baubau, Amrin Taone mengatakan, pemerintah kota dalam hal ini Dinas Kesehatan Baubau mendukung program kekarantinaan kesehatan di pelabuhan laut Baubau.
"Kekarantinaan kesehatan ini harus lebih difungsikan, karena Baubau sebagai daerah strategis yang memiliki jalur laut yang cukup terbuka bagi daerah lain perlu meningkatkan pengawasan agar aktivitas di wilayah pelabuhan dapat terkontrol dengan baik terutama penyehatan itu," katanya.
Untuk meningkatkan pengawasan dan pelayanan lalu lintas alat angkut, menurut dia, harus ditunjang dengan kebutuhan kesiapan dalam melaksanakan tugas dan fungsi, sehingga segala sesuatu di lapangan dapat berjalan dengan efektif.
"Pelabuhan Baubau merupakan pelabuhan yang cukup ramai setiap masuknya kapal, sehingga pengawasan kekarantinaan kesehatan ini juga harus didukung secara bersama-sama," katanya.
Sosialisasi yang dihadiri KUPP Baubau, polsek KP3, Sub Denpom Baubau, Dishub Baubau, Dinkes Baubau, Koramil Wolio, Stasiun Radio Pantai Baubau, PT Pelni, PT ASDP Baubau, dan perusahaan swasta di pelabuhan Baubau itu menghadirkan beberapa instansi terkait sebagai pemateri.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari, Jufri Sade mengatakan tujuan sosialisasi yang dilakukan KKP sebagai upaya agar semua stakehokder di wilayah pelabuhan dapat menyamakan persepsi dan memahami pengertian tentang kekarantinaan itu.
"Ini yang harus dipahami para keagenan kapal sebagai lintas sektor, bahwa kalau sebuah kapal dalam kondisi karantina itu berarti harus ada perlakuan-perlakuan kesehatan," katanya.
Karena, lanjut dia, apa yang dirasakan saat ini dalam tindakan-tindakan karantina hampir belum menyentuh secara efektif terutama tindakan penyehatan kekarantinaan yang meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan orang, pemeriksaan alat angkut, dan pemeriksaan faktor resiko diatas kapal.
"Seperti alat angkut itu dilihat faktor resiko penyehatannya apakah ada tikus, kecoa, maupun lalat. Kalau itu ada maka dilakukan atau direkomendasikan tindakan penyehatan," katanya.
Oleh karena itu, dia berharap, stakholder yang ada bisa memahami program itu sehingga juga kantor kesehatan pelabuhan dalam mengambil tindakan penyehatan selanjutnya nanti mendapat dukungan.
"Tugas kami adalah cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit. Makanya tugas kerja KKP menjaga pintu-pintu negara dari masuknya penyakit melalui alat angkut," katanya.
Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Baubau, Amrin Taone mengatakan, pemerintah kota dalam hal ini Dinas Kesehatan Baubau mendukung program kekarantinaan kesehatan di pelabuhan laut Baubau.
"Kekarantinaan kesehatan ini harus lebih difungsikan, karena Baubau sebagai daerah strategis yang memiliki jalur laut yang cukup terbuka bagi daerah lain perlu meningkatkan pengawasan agar aktivitas di wilayah pelabuhan dapat terkontrol dengan baik terutama penyehatan itu," katanya.
Untuk meningkatkan pengawasan dan pelayanan lalu lintas alat angkut, menurut dia, harus ditunjang dengan kebutuhan kesiapan dalam melaksanakan tugas dan fungsi, sehingga segala sesuatu di lapangan dapat berjalan dengan efektif.
"Pelabuhan Baubau merupakan pelabuhan yang cukup ramai setiap masuknya kapal, sehingga pengawasan kekarantinaan kesehatan ini juga harus didukung secara bersama-sama," katanya.