Kendari (Antaranews Sultra) - Dunia tinju profesional Indonesia pernah mencapai puncak kejayaan dengan menelurkan petinju yang menjadi juara internasional di berbagai badan tinju dunia yang berbeda.
Tercatat ada tujuh petinju Indonesia yang menorehkan prestasi dunia, yaitu Wongso Suseno menjadi juara kelas welter OPBF tahun 1975, kemudian Thomas Americo menjadi juara kelas welter junior OPBF, Ellyas Pical menjadi juara dunia terbang junior IBF (1985-1989), Muhammad Racghman juara dunia kelas terbang mini IBF (2004-2007).
Kemudian ada Chris John yang menjadi juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) WBA, bahkan petinju yang dijuluki The Dragon tersebut memegang gelar Super Champions WBA setelah 10 kali berturut-turut berhasil mempertahankan gelarnya. Gelar ke-10 yang mengantarkan suami mantan atlet wushu Jateng, Anna Maria Megawati tersebut, meraih gelar Super Champions setelah menang atas petinju tuan rumah Hiroyuki Enoki di Jepang, 24 Oktober 2008.
Chris John. (foto Antara)
Setelah itu ayah dari Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani tersebut juga sempat mempertahankan gelar sebanyak delapan kali sebelum akhirya kalah dari petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Australia 6 Desember 2013 yang akhirnya petinju asal Jawa Tengah itu menyatakan mengundurkan diri dari ring tinju.
Kemudian petinju ketujuh Indonesia yang meraih gelar internasional adalah Daud Yordan yang merebut gelar juara dunia kelas bulu IBO setelah menang KO atas petinju Filipina Lorenzo Villanueva di Marina Bay Sands Singapura, 5 Mei 2012.
Gelar tersebut merupakan debut pertama bagi petinju kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat pada 10 Juni 1987, menapaki prestasi internasionalnya.
Kemudian ia sempat mempertahankan gelar dengan mengalahkan petinju Mongolia Choi Tseveenpurev juga di Singapura pada 9 September 2012. Tetapi, akhirnya kalah dari petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Jakarta pada 14 April 2013.
Setelah itu, Daud Yordan memutuskan untuk naik dua kelas dari bulu (57,1 kilogram) ke kelas ringan (61,2 kilogram). Pada saat itu Daud Yordan sempat mengalahkan beberapa petinju seperti Daniel Eduardo Brizuela (Argentina) di Australia pada 6 Juli 2013.
Kemudian ia mengalahkan Sipho Taliwe (Afrika Selatan) di Australia, 6 Desember 2013, mengalahkan Ronald Pontillas (Filipina) di Pontianak, 20 Desember 2014, menang atas Maxwell Awuku (Ghana) di Surabaya, Jatim, 6 Juni 2015.
Pada 5 Februari 2016 di Jakarta, Daud Yordan mengalahkan petinju Jepang Yoshitaka Kato dan pada 4 Juni 2016 mengalahkan petinju Argentina Cristian Rafael Coria di Uruguay, sedangkan pertarungan terakhir Daud Yordan yaitu saat mengalahkan petinju Thailand Campee Phayom di Singapura, 25 Maret 2017.
Sampai kini ayah dari Miquel Angel Yordan Junior tersebut telah memiliki rekor bertanding 37 kali menang (25 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah. Tiga kali kekalahan yang dialami Daud Yordan dari petinju Panama Calestino Caballero di Amerika Serikat, 10 April 2010, kemudian dari rekan senegaranya Chris John di Jakarta, 17 April 2011, dan Simpiwe Vetyeka (Afrika Selatan) di Jakarta, 14 April 2013.

Pertarungan Dunia
Latihan Daud Yordan Di Sukadana. Petinju Daud Yordan berpose usai menjalani latihan di Sasana Daud Yordan Boxing Club di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, Senin (17/10/2016). (ANTARA /Jessica Helena Wuysang)
Daud Yordan yang tercatat sebagai petinju Sasana Kayong Utara tersebut kembali akan naik ring setelah beberapa bulan tidak bertarung. Lawan yang akan dihadapi kali ini adalah petinju Inggris, Luke Campbell.

Pertarungan kedua petinju dengan tajuk "WBA Lightweight Elimination Fight" bakal dilangsungkan di London, Inggris, akhir Februari 2018.

"Soal tanggal dan lokasi pertarungan akan ditentukan setelah saya pulang dari Madrid, Spanyol, tetapi yang pasti di London," kata Managing Director Mahkota Promotion, Urgyen Rinchen Sim.

Ia dan Daud Yordan akan berangkat ke Madrid pada Senin (8/1) malam untuk bertemu Matchroom Boxing dan Chico Guapo Promotions.

Setelah itu, baru bisa diputuskan tempat maupun tanggalnya untuk bertarung. Akan tetapi, yang pasti tempatnya di London, Inggris.

Daud Yordan, lanjut Urgyen Rinchen Sim yang akrab dipanggil Simon itu, bakal berlatih di sana empat hingga enam minggu sebelum bertolak ke Inggris untuk menghadapi Campbell.

Ia mengatakan, Mahkota Promotion memang mempersiapkan Daud Yordan untuk pertarungan dunia apalagi sekarang ini gelar juara dunia reguler kelas ringan WBA sedang kosong.

Super Champions WBA, Jorge Lineres dari Venezuela dijadwalkan akan naik kelas melawan petinju Filipina, Gesta.

Apabila Daud Yordan menang melawan Campbell maka peluang untuk menjadi juara dunia terbuka. Apalagi jika Lineres jadi naik ke kelas di atasnya dan berhasil mempertahankan gelarnya sehingga secara otomatis gelarnya di kelas ringan akan kosong.

Jika Lineres tidak jadi naik kelas maka Daud akan menghadapi Lineres. Oleh karena itu, pihaknya mempersiapkan Daud Yordan menuju dunia.

Daud Yordan sendiri sudah sejak Jumat (5/1) berada di Jakarta untuk persiapan menjalani latihan di Madrid, Spanyol.

"Malam ini atau Senin malam, saya bersama Pak Simon dan Iwan Zoda (petinju Sasana Daud Boxing, red.)," kata Daud Yordan.

Suami dari Mega Angela tersebut menuturkan selama di Madrid, dirinya akan ditangani pelatih dari Spanyol.

"Saya bakal ditangani pelatih asal Spanyol untuk persiapan menghadapi petinju Inggris mendatang," katanya.

Meskipun demikian, Daud Yordan sudah mempelajari gaya bertarung calon lawannya.

Luke Campbell disebutnya sebagai petinju yang pintar memainkan teknik dengan jarak bertarung yang renggang.

Oleh karena itu, pada pertarungan mendatang dirinya tidak boleh bermain renggang atau jarak jauh dengan dia.

Ia mengakui harus tampil menyerang sejak ronde-ronde awal.

Berdasarkan data yang diperoleh, Luke Campbell, berusia 30 tahun (kelahiran 27 September 1987) sama dengan Daud Yordan yang juga usia 30 tahun (kelahiran 10 Juni 1987). Campbell memiliki rekor bertarung 17 kali menang (14 di antaranya dengan KO) dan dua kali kalah.


(U.H015/B/M029/M029) 08-01-2018 15:05:33

Pewarta : Hernawan Wahyudono
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024