Baubau, Antara Sultra - Kepala PT Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Baubau, Capt Akhmad Sadikin mengatakan, Kapal Feri Cepat (KFC) Jetliner milik PT Pelni yang kandas di Pelabuhan Nusantara Kendari, Sulawesi Tenggara dalam kondisi layak jalan sesuai pengecekan sebelum pemberangkatan dari Pelabuhan Murhum Baubau ke daerah tujuan (23/11).

"Sebelum berangkat dari Baubau kondisi mesin dan kapasitas sudah dicek dan sudah layak. Dari tim Syahbandar sini pun biasa dalam pengecekan saat mau berangkat kapal tidak ada masalah," ujar Akhmad, di Baubau, Sabtu.

Menurut dia, keputusan mengkandaskan kapal merupakan resiko yang paling ringan, karena kalau diluruskan terus menuju dermaga bisa menabrak kapal lain.

"Untuk keselamatan, dia (nakhoda) lihat ada dangkalan di daerah dekat dermaga lama dikandaskan supaya laju kapal berkurang, karena sekitar 140 meter dari tempat sandar mengalami insiden mati mesin, sehingga kapal jadi liar tidak ada bisa memainkan kemudi maupun mesin," katanya.

Namun, kata dia lagi, penyebab terjadinya insiden kapal kandas dan menabrak KSOP lama Kendari masih dilakukan pemeriksaan pihak Syahbandar maupun tim penyidik untuk mencari fakta atas kejadian yang sebenarnya.

Dia juga mengatakan, insiden tersebut Pelni pusat sudah mengetahui dan diperintahkan teknisi. Maka itu, Jumat, pukul 03.00 Wita kapal sudah bisa dikendalikan dan ditarik keluar dari tempat kandasnya untuk disandarkan ke dermaga.

"Kalau pelayarannya reguler setiap hari. Kebetulan hari Kamis kemarin pukul 08.00 Wita berangkat dari Baubau tujuan Raha dan lanjut Kota Kendari," ujarnya.

Dia juga menyebutkan, kapal produk Norwegia yang memuat 181 orang penumpang itu berangkat dari Baubau pukul 08.00 Wita dan tiba di Raha Kabupaten Muna pukul 11.00 Wita, kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Kendari tiba pukul 16.00 Wita.

"Dalam insiden itu kondisi seluruh penumpang baik-baik saja, karena mereka sudah tahu kalau kapal mau nabrak. Dan insiden ini bukan kelalaian kapten kapal," katanya.

Pewarta : yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2025