Kendari, Antara Sultra - Sebanyak 125 kepala keluarha (KK) warga Kampung Mandiri Energy di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Puwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, hingga kini masih memanfaatkan gas metan, sebagai sumber penerangan listrik maupun kebutuhan memasak.

Sejak 2014, warga yang mayoritas bekerja sebagai pemulung sampah itu, tidak lagi membeli gas untuk memasak maupun membayar rekening lsitrik PLN mereka.

"Selama ada gas metan, biaya pengeluaran rumah tangga setiap bulan, menjadi ringan, sehingga dapat dipergunakan untuk kebutuhan lainnya," ungkap Muhammad Yunus, warga Kampung Mandiri Energi di TPA Puwatu Kendari, Selasa.

Kepala Seksi Pengolahan tempat pembuangan akhir sampah Puwatu, Abdullah Syam menuturkan, dari 125 kepala keluarga yang tinggal di kampung energri mandiri, masih mengunakan tenaga listrik dari gas metan.

"Setiap kepala keluarga, mendapat daya listrik sebesar 450 watt, meski hanya dimanfaatkan pada malam hari," ujar Abdullah Syam dan menambahkan kebutuhan daya listrik itu telah dinilai mencukupi untuk kebutuhan warga yang umumnya berprofesi sebagai pemulung dan kuli bangunan.

Sejauh ini, sumber gas metan di tempat pembuangan akhir sampah Puwatu, terus dipelihara apalagi produksi sampah di Kota Kendari, terus meningkat.

Pemerintah Kota Kendari, juga terus menambah bangunan rumah semi permanen di kawasan kampung mandiri energi, diperuntukan bagi warga kurang mampu.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024