Kendari, Antara Sultra - Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tenggara mengingatkan nelayan di daerah itu agar jangan menggunakan bom dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan.

Kepala DKP Sultra, Askabul Kijo, di Kendari, Kamis, mengatakan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menyatakan nelayan Sultra dikenal pengguna bom ikan harus mejadi perhatian serius.

"Artinya, memang kita sudah dicap sebagai tukang bom ikan. Ini harus menjadi perhatian bagi para nelayan maupun pengusaha bidang perikanan," katanya.

Dikatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai piak terkait dalam melakukan pengawasan terhadap perairan Sultra agar bebas dari aksi pemboman ikan.

"Sebagai daerah kepulauan, potensi adanya aksi pemboman ikan bisa saja terjadi, sehingga perlu diperketat pengawasan bersama pihak terkait," katanya.

Sebelumnya, saat memberikan kuliah umum di Universitas Haluoleo, Sabtu (16/9), Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti mengatakan hasil dari kujungan ke beberapa provinsi mendapatkan keluhan bahwa nelayan asal Sulawesi Tenggara (Sultra) suka menggunakan bom saat menangkap ikan.

"Yang saya sampaikan ini bener lho, nelayan dari beberapa daerah itu mengeluh karena yang melakukan pemboman ikan itu berasal dari Sultra. Karena itu saya datang untuk meminta nelayan di daerah ini hentikan penggunaan bom ikan," kata Susi di hadapan para mahasiswa dan civitas akademika Universitas Halu Oleo di Kendari.

Disebutkan, nelayan yang dikunjungi dan mengeluh itu seperti di Maluku Utara, Papua Barat, Maluku, NTT, NTB masih banyak ditemukan karang-karang yang rusak karena di bom.

"Australia saja mengakui nelayan asal Buton hanya dengan kapal ukuran 3 GT tetapi mampu mengarungi lautan dan sampai di wilayah Australia," kata Susi.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024