Kendari, Antara Sultra - Kepala Badan Penelitianm dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Sulawesi Tenggara, Sukanto Toding, menjelaskan bahwa penerbitan buku tentang perjalanan kepemimpinan gubernur Sultra nonaktif Nur Alam bukan pencitraan.

"Penerbitan buku yang diluncurkan itu bukan merupakan bentuk pembelaan seorang Nur Alam, terkait kasus yang menimpah dirinya, namun semata merupakan kumpulan dokumen mengenai refleksi penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi Sultra periode 2008-2013 dan 2013-2018 di bawah kepemimpinan Gubernur Nur Alam dan wakilnya HM Saleh Lasata," katanya di Kendari, Selasa.

Menurut mantan Ketua Bappeda Bombana itu, setiap tahapan dokumen buku itu sebelum dicetak, berbagai telaah dan koreksi langsung dari Nur Alam, sedangkan kelengkapan data dikumpulkan dari berbagai sumber yang realistis oleh sang pengarang.

"Beliau banyak mengoreksi tulisan buku ini, setiap kali ada penulisan kami yang kurang pas pasti beliau kritisi dan diperbaiki, dan buku ini sama sekali bukan pencitraan karena memang buku ini sudah lama kami usulkan dan kami garap sebelum beliau tertimpa musibah," jelas Sukamto.

Ia mengatakan kehadiran buku "Di Depan Selalu Ada Cahaya", sebagai potret sepuluh tahun kepemimpinan Nur Alam-Saleh Lasata (NUSA) yang ditulis tiga pengarang (Yusran Darmawan, Syamsul Anam Ilahi dan Andi Syahrir) setebal 446 halaman dan sembilan bab itu, setidaknya menambah perbendahaan buku tentang sejarah kepemimpinan seorang gubernur Sultra dan beberapa gubernur sebelumnya.

"Semoga buku ini dapat menjadi sumber optimisme untuk kita semua, bahwa di depan selalu ada cahaya, cahaya untuk membangun kesejahteraan dan cahaya untuk membangun negeri kita tercinta ini," pesan Nur Alam yang disampaikan dalam buku tersebut.

Sementara itu, Plt Gubernur Sultra, Saleh Lasata yang merupakan pendamping Nur Alam selama 10 tahun mengungkapkan pencapaian kebijakan pemerintah dan pencapaian daerah bukanlah waktu yang singkat. Upaya menata pembangunan Sultra sangat luas, namun demikian sebagai sebuah proses yang berkelanjutan, tentu harus dihadapi dalam periode berikutnya.

"Siapapun itu calon pemimpin Sultra berikutnya, ia harus meneruskan pembangunan Sultra yang telah dirangkai dengan baik dan membawa Sultra dalam kesejahteraan," ujar Saleh Lasata .

Ia juga mengharapkan, seluruh masyarakat menaruh minat dalam membaca buku tersebut serta menjadi panutan bagi pemimpin Sultra berikutnya agar memahami peran kesejahteraan daerah serta mewariskan nilai-nilai kepemimpinan dalam mensejahterakan masyarakat dan meneruskan warisan pembangunan yang telah dibangun.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024