Kendari, Antara Sultra - Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara, H Umar Arsal mengatakan, sejumlah proyek besar dibiayai pemerintah pusat bertujuan untuk pemerataan pembangunan segala sektor dengan harapan masyarakat setempat lokal terlibat.
"Saya minta penanggung jawab atker) pembangunan bendungan agar memperhatikan keterlibatan masyarakat lokal dalam rangka pemberdayaan dan mengurangi angka pengangguran," ujar Umar Arsal usai melakukan peninjauan di lokasi bendungan Ladongi, Kolaka Timur di Kendari, Minggu.
Politisi Partai Demokrat itu mengungkapkan, keberadaan pembangunan bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur yang anggaranya mencapai hampir Rp1 triiun itu berkat dari perjuangan tim legislatif bersama pemerintah provinsi yang meyakinkan pemerintah pusat untuk menempatkan proyek tersebut yang sudah lama dinantikan masyarakat di daerah itu.
Oleh karena itu, kata Umar yang sudah dua periode menjadi anggota DPR RI mengatakan pemerintah provinsi Sultra, diminta melibatkan masyarakat dan pengusaha lokal dalam proses pembangunan yang sifatnya multiyears tersebut.
Umar Arsal, saat meninjau pembangunan bendungan Ladongi mengungkapkan, bendungan terbesar satu-satunya yang ada di wilayah Sultra itu, sudah diperjuangkan sejak 2013 lalu, namun baru saat ini terealisasi.
"Hasil buah perjuangan itu, saya minta Satker pembangunan bendungan agar memperhatikan keterlibatan masyarakat lokal dalam rangka pemberdayaan dan mengurangi angka pengangguran di daerah ini," ujaranya.
Sementara itu, Satker bendungan Ladongi Wiwin Andoro menjelaskan, realisasi pembangunan bendungan tersebut, baru mencapai 8,7 persen, dengan target penyelesaian hingga tahun 2020. Namun pihak Hutama Karya dan Bumi Karsa akan menyelesaikannya lebih cepat hingga 2019.
Wiwin menambahkan, tahapan teknis penganggaran pembangunan bendungan yakni tahun 2016 sejumlah Rp 20 Miliar, tahun 2017 sebesar Rp 155 Miliar lebih, tahun 2018 Rp 259 Miliar lebih, tahun 2019 mencapai Rp 303 Miliar lebih dan tahun 2020 mencapai Rp 126 Miliar lebih.
Bendungan Ladongi akan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan irigasi seluas 3.604 Ha, dengan jumlah petani yang mendapat manfaat 2.426 jiwa. selain itu juga dimanfaatkan untuk pemenuhan air baku, PLTA, pengendalian bencana banjir dan obyek wisata.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024