Kendari (Antara Sultra) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara memberi perhatian khusus bagi sekolah yang berada di wilayah perbatasan antarprovinsi atau kategori daerah terpencil karena fasilitasnya memprihatinkan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Damsid di Kendari, Senin, mengatakan, fasilitas Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat di Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah masih minim.

"Peningkatan sarana pendidikan, khususnya SMA sederajat akan dioptimalkan pascakebijakan pengelolaan pendidikan tingkat menengah dilimpahkan ke Dinas Dikbud provinsi," kata Damsid.

Gedung sekolah, fasilitas penunjang dan tenaga pengajar yang tidak sesuai harapan selalu menjadi keluhan masyarakat yang ada di wilayah perbatasan atau daerah tertinggal.

Karena itu, pemerintah memberlakukan kebijakan khusus, antara lain, tambahan penghasilan atau yang biasa disebut honor guru daerah terpencil.

Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe Ridwan mengatakan, pemerintah setempat berupaya memperkecil ketertinggalan pelayanan pendidikan di daerah terpencil, yakni Kecamatan Routa yang berbatasan dengan Sulawesi Tengah.

"Pembangunan ruang kelas baru atau rehabilitasi gedung sekolah yang sudah `dimakan usia` direalisasikan secara bertahap sesuai kondisi keuangan daerah," kata Ridwan.

Pemerintah Kabupaten Konawe berharap dengan pengalihan pengelolaan pendidikan setingkat SMA pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra akan lebih baik.

"Sepanjang untuk perbaikan pelayanan pendidikan maka kebijakan tersebut akan mendapat dukungan. Nasib tenaga pengajar di wilayah tertinggal harus mendapat perhatian khusus," ujarnya.

Kecamatan Routa, perbatasan Sultra dengan Sulteng diakses melalui darat sekitar 12 jam dari Unaaha, ibu kota Kabupaten Konawe.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024